Senin, 30 Desember 2013

Pada Naungan Gereja

Mas, caramu meninggalkan aku di gereja 
Iya kemarin itu mas
Membuktikan kalau kau benar-benar hanya diam
Padahal kau dengan jelas melihatku tenggelam
Kau hias wajahmu yang rupawan
dengan senyum palsu tak berkawan

Ingat kataku yang lalu?
Kalau aku takut tenggelam..
Ternyata menjadi nyata

Tak apa mas, tak apa...
Aku merasa terhormat kau tinggalkan
di rumah suci Tuhan
Sungguh indah perpisahan
Sungguh berat perjuangan
Tak pernah lelah untuk berkorban
Walau jelas-jelas aku sedang tenggelam

Selamat pagi mas
Tuhan memberkatimu.

Cerita Untukmu-Part I

Duduk, pada bangku kesayangan kita dahulu. Meja marmer warna hitam, halus dan mengkilap masih sama seperti dulu. Ornamen The Beatles dimana-mana, membawa kita pada jamannya.

Hari ini aku ingin membagi cerita denganmu. Oh iya, sebelumnya aku ingin bilang bahwa... aku sangat merindukanmu. Andai kau masih milikku, tak semudah itu juga menenggerkan kepalaku pada bahumu. Tidak seperti awal kau dan aku bertemu.

Selama aku sendiri...





*to be continue*

Tiga Sial


Aroma tubuhmu.

Sial.

Bayangan tentang tingkahmu.

Sial.

Rasa sayangmu padaku.

Sial.

Dua.

Kepada semesta

Denting piano menghias suatu ruang kosong

Aku diam

Membiarkan diriku terisi olehnya

Walau sebenarnya nada itu berisi airmata dan 

kecewa.


Kepada semesta

Aku mencoba lenyap 

Kusingkirkan hiruk pikuk yang mengelilingiku

Kudengarkan isi hatimu

Kupaksa diriku sendiri mabuk terkulai



Kepada semesta

Denting itu sedang menghujaniku dengan makian

Katanya, airmataku palsu

Katanya, sesalku hanyalah angin lalu

dan

AKU TERTAWA !!







kepada Semesta,
dentingmu membunuhku
mengirimkan bayangmu dalam mimpiku
tak bisakah aku tidur dengan tenang di surga?

Ini Baru Satu, Sayang.

     Sayang, malam ini aku memikirkan kembali semua kebodohan yang telah aku lalui. Beberapa hal kecil yang aku lewati. Apakah kau tahu, sudah lama aku tak menatap langit malam sekosong ini. Karena bagiku, kau adalah hiasan indah dari yang terindah setiap malamku. Tak perlu aku memandang langit malam untuk membuktikannya, hadirmu menemaniku sudah cukup membuatku percaya. Di sampingmu aku tenang, di sampingmu aku merasa aman. Tak ada peluk senyaman pelukanmu. Tak ada bisik seindah bisikanmu. Aku mengagumi, menyukai, menyayangi dan mencintaimu.

     Disaat aku sedang melamun seperti ini, imajinasiku bak rumah sakit jiwa. Apalagi setelah aku menjadi penjelajah semesta yang berkarir secara solo. Bukan Sayang, aku tahu ini semua bukan salahmu. Aku tahu, aku yang pantas disalahkan. Salahku, tak bisa sabar oleh tingkahmu yang sedikit tak perduli padaku. Padahal kau amat perduli padaku, iyakan Sayang? Iya, kita berdua tahu... Aku seringkali menyalahkanmu atas banyak hal yang terjadi di hidup kita. Padahal, aku saja yang tak dapat bercermin. Iyakan Sayang?

    Sayang, aku ingin bertanya. Mengapa kini aku tak dapat bernyanyi seperti dulu? Belum habis kulantunkan nada indah lagu cinta, airmataku sudah siap mengucur di pelupuk mata. Jika aku tak sigap dan jika aku tak siap, airmata itu akan makin deras dan bebas menuruni serta menggerayangi pipiku. Aku muak.

     Aku muak, Sayang. Tiap mendengar lagu cinta, seakan hati rasanya ingin kurobek menjadi beberapa bagian. Lagu cinta mengingatkanku padamu dan aku benci itu. Aku muak bahkan ingin muntah lalu berteriak, mengapa lagu cinta yang begitu aku sukai menjadi musuh dalam selimut? Kata pamanku, keparat adalah kata yang cocok. Tapi mungkin, brengsek juga bisa jadi kata yang pas. Iya, aku membicarakan lagu cinta, Sayang.

     Sayang, ijinkan aku tidur dalam pelukmu malam ini. Biarkan kecupmu membasahi bibirku seperti dulu. Biarkan semua terjadi. Biarkan kita kembali. Walau hanya dalam mimpi.

Perasaanku saja.

Menyakitiku itu mudah
Dan membalas menyakitimu itu susah
Karena pada akhirnya,
sakitmu adalah sakitku.

Aku merasa bodoh
Membiarkan rasa sakit dan rindu masuk terlalu dalam
Aku memang bodoh
Dan aku terbiasa rela untuk menjadi bodoh
Selamanya seperti itu
Bodoh.

Minggu, 29 Desember 2013

Surat : Aku Harus Pulang Kemana?

Hai Cinta.



Surat ini kutulis saat aku sedang tertawa terbahak-bahak, sambil diiringi lagu manis yang pernah kau kirimkan padaku. Airmata mengalir deras namun aku tertawa. Aku terlalu lemah untuk tersadar dari pengaruh minuman keras ini. Tolong aku.

Tidak!

Kau tak boleh menolongku!!

Aku begitu dalam menyakitimu, aku tak boleh lagi-lagi menyakitimu. Aku sudah berjanji akan menjauhkan tiap jejak kakiku dari hidupmu. Membuang jiwaku yang hina dalam jurang penyesalan. Hahaha aku sedang tertawa, sayang...

Minuman keras ini menjijikkan, namun aku suka bagaimana ia dapat membuatku gila dan terhuyung-huyung mengenangmu. Lalu sekejap, bayangmu dapat hilang juga di waktu yang sama. Tidak, ini tidak menjijikkan sayang. Ini begitu nikmat, bercampur dengan peluh dan keluh.
Maukah kau bersulang bersamaku, cinta?

Amatir? Iya aku memang amatir memainkan sandiwara kebahagiaan ini!! Aku memang amatir!! Aku terlalu amatir untuk dapat menikmati segelas kecil minuman keras yang laki-laki bejat itu siapkan. Cinta, dia merayuku! Dia mengajakku berdansa di lantai yang penuh gemerlap lampu sesat. Dia mencoba membawaku pergi, cinta. Tapi tidak, katamu aku harus menjadi seseorang yang kuat. Maka aku bertahan disini, sendiri. Hingga petugas kebersihan menyadarkanku dan mengatakan aku harus pulang sekarang.

Baiklah, aku akan pulang, kataku. Tunggu, aku sudah kehilangan rumahku, cinta... Lantas, aku harus pulang kemana?

Seribu Maaf Tak Henti Untukmu, Cinta.

Kita pernah sama-sama menikmati senja
Bergurau dan bercanda
Diiringi awan jingga yang makin merona
Kita pernah saling jatuh cinta
Iya,
kita pernah, cinta.

Kita pernah berlari bersama untuk mengejar anjing tua itu
Bertengkar namun tetap berhias tawa
Lalu kita berebut suatu benda
Hingga kita tersungkur dan saling menatap mata
Kita pernah saling jatuh cinta
Iya, kita pernah..
cinta.

Kau ingat?
Kita pernah saling menguatkan
Kau menyiapkan bahumu yang kokoh untuk menopangku
Menyeka tiap tetes airmataku
Mengatakan kau dan aku akan baik-baik saja
Kau akan menyayangiku selamanya
Kau akan tetap ada untukku dalam waktu yang lama
Kau ingat?
Kita pernah saling jatuh cinta, sayang..

Tidak.
Itu salah.
Itu semua salah.

Kita bukan pernah saling jatuh cinta
Melainkan, kau dan aku jatuh bersama karena cinta
Aku jatuh, kau jatuh dan aku akan lebih jatuh lagi
Lucu, bagaimana aku menekanmu dan membuat semua berakhir
Namun aku tak pandai menyembunyikan cinta
Aku tidak mahir,
sayang.

Sekarang, selamat melanjutkan hidupmu
Doaku takkan berhenti untukmu, sayang
Karena namamu,
begitu indah menghias doa-doaku.
Dan akan selalu begitu,
cinta.

Kamis, 05 Desember 2013

Beku

Sejenak duniaku membeku
waktu berhenti mengitariku
dan kelam setia mendekap tubuhku

Segala hal yang jadi perjuangan telah berubah menjadi arang
Tak ada guna lagi aku berdiri dan menolak keparatnya angan

Sekejap semua hilang
Pagi berubah menjadi petang
Tak akan ada lagi yang memanggilmu sayang
dari bibir ini

Segala hal yang kupertaruhkan menjadi tanpa arti
Tidak, sejak awal aku memang tidak pernah memiliki arti

Sedetik semenit sejam sehari sebulan setahun sewindu
Memang tak pernah ada yang mudah tentangmu, apalagi merelakanmu.

Kamis, 28 November 2013

HAK

Semua orang, tidak terkecuali, berhak untuk menentukan siapa yang ia cintai dan siapa yang ia ijinkan mencintainya. Sangat berhak untuk memutuskan bagaimana cara ia meraih bahagianya.
Beberapa memilih untuk dengan mudah melepas orang yang tak membahagiakannya, yang menyakitinya. Dan beberapa lagi memilih untuk bertahan dengan orang yang menyakitinya dan yang tiap malam menguras airmatanya. Semua orang berhak.

Kau berhak untuk kembali padanya. Mencoba kembali mencari bersama titik komitmen yang akan kalian capai. Kau berhak untuk merasa sakit dan terhuyung-huyung untuk mempertahankannya selagi kau mampu. Kau berhak mengabaikan semua kata-kataku. Namun satu, kau tak berhak dikurung bagai merpati dalam sangkar emas. Kau tak berhak merasakan sakit dan airmata yang sama denganku. Tidak, kau berhak lebih bahagia dari aku. Carilah jalanmu.

Kau berhak sekali untuk mengatakan aku egois, aku bodoh dan aku... aku berhak untuk menyetujui semua kata-katamu. Aku melarangmu tersakiti namun aku bertahan dengan kesakitan. Bahkan aku sangat menyayangi kesakitan ini. Aku berhak mempertahankannya walau aku sesungguhnya tak mampu. Aku berhak merasa lelah dan kelelahan karenanya.

Aku... berhak tersungkur karenanya. Semua orang berhak tersungkur.

Rabu, 27 November 2013

Gila dan Terhuyung-huyung

Aku mempertahankan langkah yang terhuyung-huyung dengan usaha yang sampai terhuyung-huyung pula. Aku berusaha tegap dan sigap, namun aku hanyalah manusia biasa. Terkadang terpa angin panas mengeringkan usahaku untuk kembali berdiri. Untuk kembali melanjutkan langkah ini. Semua ini aku lakukan bukan semata-mata hanya untukku, aku yakin kau lebih tahu.

Pelangi itu tepat di depan mataku. Aku melihatmu disana, tertawa dan bahagia bersama mimpi dan cita yang pasti akan kau gapai. Dan aku...masih di seberang sisi yang lain. Menikmati kursi penonton sambil ikut berbahagia dan tertawa. Walau sering sekali di akhir hari, di detik terakhirku menuju terpejam, aku membasahi pipi dengan tetes yang aku sendiri tak mengerti. Aku bingung, mengapa cinta dan perasaan begitu mudahnya mempermainkanku. Membuatku dengan mudah mengijinkan sakit dan rindu memberi kesan. Dan di ujungnya, telah menunggu gentong air mata yang siap mengucur. 

Membayangkanmu bahagia dengan atau tanpaku, aku menangis.
Membayangkanmu terluka karena dan bukan karenaku, aku juga menangis.
Hampir tak habis pikir aku, apa yang dapat membuatku tertawa dan tersenyum bahagia selain berada di sampingmu. Selain membiarkan kepalaku yang berat disangga oleh bahu dan dadamu. Selain mendengar tenangnya suaramu. Selain menyimak tiap detak jantungmu berbisik. Selain merasa aman tiap jemarimu merangkul jemari dan tubuhku. 

Aku gila? Bisa saja, tak ada yang tak mungkin. 
Dan aku masih (serta) akan selalu terhuyung-huyung. Menyedihkan sekaligus menyenangkan sekali terhuyung-huyung karenamu, cinta.

Selasa, 26 November 2013

Kau Gelap, Kau Terang, Kau Indah

Tahukah kau kapan gelap itu menjadi indah?

..........
..............................................
..........
.......
...
.




Aku mengayuh sepeda perlahan sembari memikirkan jawaban atas pertanyaan yang di sampaikan olehku sendiri. Aku menengok kanan kiriku, indah terhampar pematang sawah yang samar. Sekalipun lensa ini sudah berada di mataku, aku tetap tak dapat jelas melihatnya. Malam itu benar-benar gelap, tak ada satu pun kendaraan bermotor yang lalu lalang.


Sebelum aku lanjutkan, aku ingin berterimakasih kepada dia, sumber inspirasi terbesarku. Sakitku, lukaku dan ramai duniaku memang dia yang lebih sering ambil andil. Namun dia juga sang penyembuh dan penenang terbaikku. Terimakasih atas kehadiranmu yang begitu berharga. Kaulah gelap yang indah. Kaulah titik kecil yang terang dan mampu membuat gelap menjadi indah.

Terjawab!

Kapan gelap itu terlihat dan terasa indah?
Gelap itu indah saat gelap tersebut dihiasi oleh setitik kecil cahaya yang begitu berharga. 
Kapan terakhir kali kau melihat kunang-kunang? Dan merasa malam adalah saat-saat terbaik, saat-saat terindah untuk memandangi kunang? Maka kau sudah pasti tahu gelap itu indah.
Tanyakan hal itu padaku. Dengan gembira aku jawab, tadi malam. Tanggal 26 November 2013. Setahu aku, yang sedang berulang tahun itu dia, bukan aku. Namun aku mendapat kado spesial malam itu. Dua buah kunang-kunang mengagetkanku dengan kehadirannya. Mereka sekejab mampir di hadapanku lalu menghilang. 
Entah mengapa, aku menjadi merasa manusia yang paling beruntung di muka bumi. 

Kau tahu arti keberuntungan selain mendapati kunang-kunang?
Keberuntungan adalah di pertemukan dan diijinkan mendengarkan ramai duniamu. Dipersilahkan melihat-lihat isi hatimu lalu menatanya dan menjadikannya rumahku.
Terimakasih telah menjadi keberuntunganku.
Semoga kau tak hanya menjadi inspirasi dan keberuntungan bagiku saja.
Banyak orang diluar sana yang menunggumu untuk menjadi lebih hebat dari sekarang.
Tetaplah bermimpi dan lakukan hal gila untuk mewujudkannya.
Tak ada seorang pun yang dapat menghentikan kegilaanmu untuk meraih semua cita dan mimpimu termasuk aku.
Musuh terbesar dan partner setiamu adalah dirimu sendiri. Belajarlah untuk membuatnya tunduk dan patuh padamu yang liar.
Kau tahu, aku sangat menyayangimu walau seringkali menunjukkannya dengan cara yang salah.
Maaf belum menjadi yang terbaik, namun aku tak keberatan untuk belajar kelompok denganmu. Itu akan sangat menyenangkan! Seperti dulu, ya?

Selamat ulangtahun!

Dear Beloved, Kristiawan Mukti.




nb : butuh keberanian besar menulismu disini mengingat apa yang pernah aku alami. namun kau pantas mendapatkannya. semangat! ^^

Rabu, 16 Oktober 2013

Saya Merasa Luar Biasa!

Hari yang indah ya, iya. Hari ini saya bersyukur telah mendapatkan pasangan yang sangat sabar dan penuh perjuangan, pasangan yang mau membela saya dan menerima saya apa adanya. Pasangan saya, bagi saya sangat melengkapi saya. Banyak hal yang tidak dapat saya ceritakan satu per satu mengapa dia bisa disebut "melengkapi" saya. Saya yakin, tanpa dia, saya juga dapat hidup, hidup saya akan baik-baik saja. Tapi, alangkah sempurnanya jika saya berjalanan beriringan dengannya. Bercanda dan menebar gelak tawa di setiap sudut kota Jogjakarta. Pasangan saya seorang yang realistis dan sedikit 'menyebalkan' bagi orang yang sama sekali tidak mengenalnya. Bagi saya, semua hal yang ada pada dirinya-keangkuhan dan kesombongannya-hanyalah cover. Saya tidak keberatan ia selalu memakai cover tersebut, karna ia tak pernah menggunakan cover tersebut di depan saya. Saya tahu, jika ia membaca ini pasti ia akan protes keras. Saya tidak perduli, ini karya saya. Saya juga bisa keras kepala seperti dia, tapi tidak sekeras dia. 

Kami adalah dua buah kepala yang berbeda. Coba bedah isi otak kami. Mungkin, kau tak akan menemukan gelombang pemikiran yang sama dalam banyak hal. Tapi setidaknya, sampai saat ini, kami selalu belajar mengerti satu sama lain. Bagi kami, itu cukup. 

Kami dua manusia yang sangat berbeda dan terbatas oleh tembok raksasa yang bernama agama. Iya, agama kami berbeda, agama kami, budaya kami, bukan iman kami. Iman kami sama, kami mengimani Tuhan Yang Maha Esa. Walau cara kami berbeda, bukankah itu indahnya Tuhan menciptakan manusia? Agar hidup dalam satu harmoni tanpa ada perselisihan dan 'menonjolkan' perbedaan. Melebur, mengalah atau menghargai. Itu pilihan sebagai manusia yang bebas, manusia liberal. Lagi-lagi, ini karya saya. Anda bebas berkomentar, coba saja, dan saya hanya akan berkata 'terimakasih'. Cukup kan? Dasar manusia tidak pernah ada puasnya.. begitu pun dengan saya.

Segala hal tentang kami tak pernah mulus, tidak. Setidaknya semua energi tersebut selalu datang dari luar. Mungkin tanpa sengaja kami sendiri yang menariknya. Tahu hukum semesta? Kau berpikir dalam semesta, dan kau akan menarik apa yang kau pikirkan dalam semesta. Semesta menuruti segala hal yang kau pikirkan. Semesta tidak perduli hal itu salah satu hal yang kau inginkan atau tidak, semesta akan mendekatkan hal tersebut padamu. Karena segala hal yang kau pikirkan adalah perintah bagi semesta. Oya, saya berkata seperti ini bukan saja karena pemikiran murni saya sendiri. Kebetulan, saya beruntung dan sepertinya keberuntungan tersebut saya yang menariknya. Saya baru-baru ini bekerja pada perusahaan kantoran yang sangat nyaman. Dan bos saya, dengan baik hatinya membagi kami film rahasia suksesnya, rahasia suksesnya orang-orang hebat sebelum kita semua. Percaya atau tidak, itu hak. Seperti hak pasangan saya untuk memilih tidak terlalu percaya dan tidak setuju. Tapi saya tekankan satu, dia tersenyum sinis dan terlihat bahagia menghina motivasi tersebut sembari menyampaikan argumennya. Anda tahu? Tadi sebelum dia berbicara, saya meminta kepada semesta untuk membuat dia tersenyum, entah apa saja bentuknya. Karena, saya merasa bahagia bila ia mulai dapat tersenyum. Mengingat hal-hal berat yang kami lalui beberapa hari ini. Dan semesta mengabulkannya! Bersyukur dan berpikir positif, jangan bilang itu hanya kebetulan. Karena rasa tidak percayamu adalah energi terbesar yang dapat menghancurkan impian.

Saya memilih untuk bahagia. Bagaimana dengan Anda? Kalau Anda memilih untuk bahagia seperti saya, saya sarankan untuk selalu berpikir positif dan mulai memikirkan segala hal yang menyenangkan. Lakukan hal-hal yang menyenangkan. Ambil setiap kesempatan yang ada, karena alam suka dengan kerja cepat, alam tidak suka penundaan. Namun, jika alam atau semesta menunda kita, syukuri. Itu tanda alam memberi kita waktu lebih untuk berpikir matang dan bijaksana untuk membuat keputusan.

Fokuslah pada hal-hal yang menyenangkan, hal-hal yang anda ingin dan impikan, hal-hal yang akan menciptakan aura kebahagian pada hidup anda. Tak perlu muluk-muluk jika Anda takut terjatuh dan merasa terbohongi oleh hal ini. Pikirkan hal sederhana saja, lalu fokus dan yakin anda akan dibantu semesta untuk mewujudkannya. 

Pandai-pandailah bersyukur. Dalam budaya apapun, kita diajarkan untuk selalu bersyukur, benar? Praktikkan maka anda tidak akan pernah merasa kekurangan. Pernah mendengar kata-kata tersebut? Tidak asing dengan kata-kata tersebut? Tentu saja, itu rahasia sukses yang sudah tersebar di alam jagad raya ini. Semua orang ingin sukses dan bahagia! Semesta tidak begitu mudah mewujudkannya, alhasil orang sukses itu hanyalah minoritas. Karena, tidak semua orang mau bekerja keras dan mewujudkan kesuksesannya. Semesta pasti akan membantumu, tapi minta-usaha-berdoalah agar semua lebih nikmat.

Ah, saya ini siapa berkata bijak dan sok sukses begini... Saya menulis ini juga berkat kata-kata bos saya, jadi... terimakasih Bos! 

Eh.. jangan salah sangka dulu... Kita meminta pada semesta bukan berarti musyrik.. Semesta dimaksudkan adalah hal Yang Agung. Dalam kehidupan manusia, hal tersebut berkembang menjadi budaya luas yang kita sebut agama. Jadi, mintalah pada semesta dengan cara yang sesuai dengan pribadimu.

Selamat malam! 
Saya yakin kita akan sukses, maka teruslah optimis dan bertindak sukses.

Dan satu lagi, aku yakin kita akan menjadi satu dalam kehidupan mana pun dan mendapatkan jalan keluar terbaik, kamu tahu kan aku tak akan melepaskan segala hal dengan begitu mudahnya?



Terimakasih Motivator Angkuhku. Tidur nyenyak dan mimpi indah! *kecup*

Cit-Chat

Mas, saya mau minta tolong..

Sederhana kok mas
Tolong jawab pertanyaan saya..

Mau mas apa?

Ini sudah lebih dari lelah
Ini sudah lebih dari jengah
Tapi rasa peduli dan sayangku melebihi semuanya

Kalau saya bertahan, apa hal yang mas tawarkan?

Hari-hari ini memang hari yang sulit
Tiba-tiba semua hal terasa rumit
Bahkan saya harus memberimu limit

Tapi tahukah kamu mas?

Saya sudah berusaha keras
Saya sudah berusaha diam
Saya sudah berusaha menghapus kelam
Tapi sekali lagi mas,
Saya bukan Tuhan.

Andai mas memang ingin menjaga saya..
Lakukan dan buktikan saja

Saya takut sudah menyelam
Terlanjur dalam
Giliran mas hanya berani untuk diam
Akhirnya saya sendiri tenggelam

Dan saya yakin, saya tahu..
Mas tidak seperti itu.

Senin, 14 Oktober 2013

Siapa Yang Suka Tantangan?



Siapa yang suka tantangan?
Coba acungkan tangan...
Sekarang, apakah kau mau menerima suatu tantangan?
Namanya, Tantangan Dari Tuhan.

Siapa yang mau ditantang Tuhan?
Coba naik ke nirwana kalau ingin merasakan
Tantangan dari Tuhan yang turun ke bumi saja sudah amat melelahkan
Berani kau beranjak dan menuju nirwanaNya?

Siapa yang suka tantangan?
Coba maju di depanku dan buktikan
Suka tantangan?
Ini hidupku silahkan gantikan
Itu tantangan.

Kamu suka tantangan?
Mari ikut aku ke khayangan.

Katanya suka tantangan...

Minggu, 13 Oktober 2013

Semestaku Terluka

Tuhan, semestaku terluka..
Aku menawarkan kesakitan luar biasa
Dengan bodohnya dia ambil kesempatan itu
Luka itu dariku

Semestaku gelap
Tak ada sedikit pun pendar bintang
Semestaku kosong tanpa hiasan atap langit
Semestaku sedang aku sakiti
Tuhan, itu semestaku Tuhan...

Mas, lihat mataku...

mas...
hari ini langitnya gelap sekali ya
dari aku bangun dari tidur sampe sekarang
awannya mendung terus mas, sampai malam ini

mas...
hari ini aku ngga suka
aku ngga suka sama semua hal
kecuali pertemuanku dengan peri kecil bernama Timothy
pertemuan dengan mas tadi?
entahlah mas, aku belum bisa memutuskan..

mas...
apa aku salah lagi?
apa aku salah mas, berharap tau kabar berita dari mas
apa aku salah kalau berharap tidak dikecewakan setiap harinya?
mas..
coba liat mataku,
apa permintaanku berlebihan dan sangat mahal?
apa iya, mas?

Sabtu, 12 Oktober 2013

Mas?...

aku terluka mas.. 
entah harus dengan kata yang bagaimana agar mas mengerti
kala lidah sudah menyayat, aku tak tahu kerelaan hati mana yang berbicara
tentu mas tahu aku memang salah
tentu mas juga sangat tahu, aku menyayangimu mas
mungkin caraku salah
mungkin aku berlebihan
segala tentangmu memang sudah terbiasa berlebihan
seperti caraku menyayangimu 

mas, hatiku sakit
aku tak dapat tidur karna memikirkan hatimu, bukan hatiku
kalau hatiku sakit, apalagi denganmu
iyakan, mas?
kalau boleh aku minta dewa pengatur waktu, aku mau waktu di mundurkan
saat kita tak harus membahas hal yang itu
yang mana?
ah tentu mas tahu..

dadaku sesak mas
semalaman hingga pagi buta aku digerogoti rasa bersalah
tidurku tak nyenyak karna dihantui rasa bersalah
mataku disiagakan oleh rasa bersalah
aku mau menunggu pagi mas

mas, senja yang kita tunggu masih lama ya?
tolong mas, majukan saja jamnya..
aku tak bisa berhenti membayangkan semua
memeluk mas sembari mengucapkan ribuan kata maaf

pokoknya, aku terluka karna mas terluka
bukan karena salah kamu mas
sekarang, hantarkan aku kepada dewa kantuk mas..
tolong sampaikan, aku mau bertemu denganmu di mimpi pagi ini..

Surat Untukmu

aku pernah terpuruk. saat aku harus kehilangan orang yang aku kasihi selama-lamanya. semua itu terjadi begitu saja, dan memisahkan raga dengan jiwanya. saat itu aku bertanya, kenapa dia harus sendiri? tak bisakah aku ikut dengannya untuk menemani. tapi aku kini mengerti, Tuhan hanya mau aku menuntaskan segala urusanku di bumi dahulu. masih banyak beban yang harus aku lunasi. malah, seharusnya aku bersyukur.

aku pernah terpuruk. aku tak dapat berpikir jernih kala-kala itu. otakku seakan di blokade oleh tentara setan yang menyuruhku untuk termenung dan sedih. aku tak doyan makan. aku sudah kenyang oleh airmataku sendiri. aku tak ingin bergerak. hampir semua waktu yang aku punya dalam 24jam aku gunakan hanya untuk diam. aku membeku, membatu bagai karang. tatapanku kosong, mataku sayup dan wajahku pucat. setiap hari aku hanya berpikir dia akan kembali, dia akan kembali dan dia akan kembali. setiap hari aku mencoba tidur, namun setiap hari pula aku gagal. pantas aku tak pernah terbangun dari mimpi.

aku sangat menyayanginya, aku terlalu menyayanginya. segala akal sehatku hanyut bersamaan dengan abu jenazahnya yang ditabur pada sungai itu. kala-kala itu, aku berharap, bahwa kiamat sudah dekat dan aku tak perduli lagi dengan teori surga neraka. aku pikir, setelah itu semuanya akan berakhir begitu saja. sampai pada akhirnya aku mencoba tidur dan terbangun, kiamat hanyalah awal dari kehidupan kedua, aku tak mau menderita, aku mau bersamanya.

sungguh aku pernah terpuruk. kehidupanku sempat dimatikan lampunya oleh Tuhan. panggung hidupku sepi sunyi dan dingin, tak ada tanda-tanda kehidupan sedikitpun. setiap hari yang aku lakukan hanyalah membolak balik halaman demi halaman foto album yang khusus berisi tentang dia. aku gila, iya. tak hanya sampai disitu, aku juga menjejali otakku dengan dia dan dia setiap hari. bagaimana bisa? aku menulis tentang dia. aku mengarang semua kebohongan demi menyenangkan hatiku kalau ia masih ada. aku menulis tentang dia hingga berbuku-buku, semuanya bagai nyata buatku-yang gila.

aku pernah terpuruk. dan aku tak mau lagi terpuruk. aku sudah bangun, dan aku tak mau lagi tidur dengan mayat hidup seperti aku yang dulu.

untuk kamu yang pernah aku cinta bahkan hingga sekarang... walaupun kau telah jauh dariku, letakmu diatas letakku, aku merindukanmu.. aku harap Tuhan memberikan aku waktu cukup untuk menyusulmu ditempat terbaik itu. tunggu aku, aku tak akan membuat segalanya lama. aku akan terus berbuat kebaikan agar ongkosku cukup untuk naik ke tangga surga yang seperti dalam dongeng anak itu. aku harap, kau mau memaafkan aku atas segala keterpurukanku dan kita dapat melanjutkan kembali kehidupan kedua kita disana.

salam sayang

-yang mencintaimu-

Jumat, 11 Oktober 2013

Jikalau Rindu... Kalau Begitu...

jikalau rembulan adalah tanda rindu
mungkin rindu adalah pendar
memantulkan rindu dari yang lainnya

jikalau embun adalah rindu
maka rindu itu dingin
maka rindu itu ringan dan basah

jikalau bintang adalah rindu
mungkin rindu itu bulat tak beraturan
maka rindu itu tak sama beda dengan rindu pertama, pendar

jikalau uap teh panas adalah rindu
maka rindu itu hangat
maka rindu itu nyaman dan basah
maka rindu itu harum dan menenangkan
kalau begitu...
kamu adalah setangkup uap teh panas sebesar semesta untukku
iya, kalau begitu kamu

Kamis, 10 Oktober 2013

Sayang, Kau Tak Lagi Disini Sayang...

hai malam indah!
sungguh ajaib nan luar biasa kuasaNya menyajikanku sepiring raksasa tak berbatas berupa semesta
sungguh hebat mantraNya menyandingkan bulan sabit dengan bintang paling cerah di langit sana
aku tertegun, menatap lekat pada senyum sabitnya
aku membeku bagai tersihir mantra paling jahat dan terkutuk di muka bumi
aku tak mau beranjak dari atap rumahku
aku mau disini berlama-lama
Sayang, kau tak lagi disini.. 
menyusul dan membujukku kembali
mencair dan menghambur dalam pelukanmu lagi sayang...

satu dua tiga dan empat kali kucing-kucing liar menemaniku 
ikut termenung menatap indahnya semesta
sayang, kau tak lagi disini sayang..
untuk mencuri perhatianku yang terfokus pada kucing liar itu
sayang...

apa kabarmu disana? 
lama aku tak dengar kabar maupun salam hangat nan manja dari bibirmu
kau tidak melupakanku kan?
karena, aku tak akan pernah bisa
bisakah kau?
sayang, kau tak lagi di dunia tuk mendengarkanku mengeluh kesah sayang...

sayang, kini kau sungguh telah menjadi semesta
adakah kemungkinan aku peluk dirimu lagi, untuk yang terakhir kali
lucu ya... iya.
bagai menegakkan benang basah dalam kolam raksasa
aku meminta kepada Tuhan untuk memperbolehkanku memeluk semesta
Sayang, kau tak lagi disini untuk menemani imajinasiku yang liar sayang..

jadi, hai malam indah!
sedang menatap aku yang menatap kamu kah?

Rabu, 09 Oktober 2013

Peron 3

kembali, aku mencoba menguatkan hatiku sendiri dihadapanmu. kau meraih tanganku dan memegangnya erat. kurasakan berat langkah kita menyusuri peron 3 ini. kau memilih pergi, bukan untuk pergi jauh dari hatiku, namun dari pandangan mataku, dari tubuhku yang selalu rindu akan pelukmu. dan kau, memang harus pergi. perjalananmu nanti jauhnya belum seberapa, kau hanya pergi ke kota Batavia dari kota Jogja. beasiswa tersebut membawamu jauh dariku, mendekatkan hasratmu pada impian-impianmu. aku mau tak mau harus dapat mengerti dan mengalah. aku bahagia, bila kau bahagia. kata-kata yang sangat pasaran, namun hanya sedikit orang yang mampu membuatnya berharga dan istimewa. 
"keretaku sudah tiba."
"aku tau, dan kau harus segera pergi. aku tau."
"aku ingin bertanya padamu.."
"lalu aku akan bersedia menjawabnya.."
kau tersenyum kecil melihat mataku yang penuh rayu untuk menahanmu.
"sungguh maukah kamu menungguku? beberapa bulan sekali kau akan selalu beradu hati dengan kereta itu. untuk melepaskanku kembali dan melepaskanku lagi untuk yang kesekian kali."
"hm.", aku tersenyum sinis. "katakan padaku wanita mana yang sungguh-sungguh mau? kau tau, aku sungguh berat melepasmu. harus membenci kereta itu untuk berulang kali mengantarmu, tak masalah, sungguh. aku... aku...hanya benci bila terkadang aku berpikir suatu hal yang buruk tentangmu."
"kau percaya aku, benarkan?"
"tentu. aku akan berusaha untukmu."
"terimakasih.."
"iya. pergilah kalau begitu, lihat masinis itu mulai melirik sinis pada kita? apakah itu sebabnya ia dinamakan masinis?" mataku membelalak menatap wajahmu.
kau tiba-tiba memelukku dan menempelkan kepalamu pada bahuku. seketika bahu kita sama-sama bahas dan bergetar.
"kau cengeng!", kataku memukul lembut pundaknya.
"aku pergi dulu. jaga diri baik-baik dan jangan sampai menghilang dari sonarku." kau kecup mesra keningku dan berlalu menuju kereta biru.
kereta pun perlahan mulai bergerak dan segera menjauh pergi dari stasiun. sedetik kemudian telepon genggamku berdering, kamu.
"iya? ada yang kau lupakan?"
"tidak, aku tidak lupa. aku menolak lupa untuk berkata, aku sayang kamu..."
"kau ini...aku juga sayang kamu.."
"jadi, kau siap mengayuh kanomu sendiri untuk sementara waktu? dan kita kan bertemu pada dermaga rindu yang sama?"
"aku siap. kau udah melengkapiku dengan semua peralatan yang aku butuhkan. kau nahkoda kano terbaik yang pernah aku punya. teruslah menjadi navigasi utamaku."
"aku tau. tentu! dan tetaplah menjadi asisten nahkoda terbaik untukku. sampai jumpa."
"sampai jumpa..rindu."
klek.
sambungan terputus. dan aku harus berjalan keluar stasiun dengan senyum mengembang. perjalanan kita baru saja dimulai, rindu.

9%

gadis itu menatap lekat pada komputer lipat kesayangannya. bukan yang terbaik dari jenisnya, tapi sudah cukup menjadi yang terbaik bagi si gadis. ia sibuk, amat sibuk. ia sengaja menyibukkan dirinya sendiri untuk sejenak melupakan sedihnya, setidaknya hingga dewa kantuk meninabobokkan dirinya. ia menatap kembali seisi ruang tidurnya, mecoba mencari-cari apalagi yang bisa ia lakukan. kenyataan memberikan jawaban, tak ada. ia hanya butuh duduk dan memainkan jarinya diatas papan huruf komputer lipatnya. menggerakkan kembali sendi-sendi idenya yang hampir saja keropos kalau tak ia asupi dengan pencerahan. beruntung, sendi idenya selamat akibat pelumas semangat menghilangkan sedih dan sepi yang ia suling terus sedari tadi.

si gadis masih sibuk bermain dan bercinta dengan ide yang mulai lincah bergerak dalam otaknya. sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk melihat dan memantau frekuensi pembaca blognya. ia terhenyak, diam membisu.

tarikan nafas yang dalam menyadarkan dirinya kembali. membawa tubuh dan pikirannya dalam kenyataan. ia sudah pergi, dan tak mungkin kembali sekeras apapun kau menjerit dan memintanya berjalan kebelakang. mendatangi dan mengetuk seisi rumah hati kembali, seperti dulu. mendebarkan dan membuat gejolak hebat, seperti dulu. iya, dulu. 

"mungkinkah 9% itu kamu? mungkinkah kau memantauku? sekarang, apakah aku sedang membaca pikiranmu? kalau begitu, selamat malam. kau tahu, aku merindukanmu."

Bekas Pijak Kaki Lelaki Semestaku

Bekas pijak kaki mana yang berkata airmata itu murah
Bekas pijak kaki mana yang berkata menjadi tangguh itu mudah
Bekas pijak kaki mana yang berkata bahwa tangis adalah lemah

Bekas pijak kakimu jelas!

Bekas pijak kakimu menghantui setiap malamku
Seperti itulah kakimu menjalani hidup
Bekas pijak kakimu mampir di setiap mimpiku
Seperti itulah bekas kakimu begitu cepat menjadi debu

Pernah sepasang bekas pijak kaki mengotori halaman semestaku
Ia mengajariku untuk memersihkan kembali semestaku menjadi utuh
Tapi ia sudah lama pergi berkelana
Entah apakah pijak kaki lelaki itu akan kembali
Tapi, saat pijak kaki itu kembali..
aku takut.
Bekas pijak kakimu kan mengotori yang sesungguhnya semestaku.
Jadi aku diam. 
Walau setiap hari lututku bersolek debu
Berharap pijak kaki lelaki itu kembali lagi.
Bergembira nanti, pada akhirnya semestaku kan mengotori semestaku yang lain.

Selasa, 08 Oktober 2013

Tetesan Rayu Semesta

lalu kusampaikan pada bulan sabit yang bersanding manis dengan bintang terang di barat laut ronanya
berharap sang bulan dan bintang kan mendengar dan mengerti maksudku
lantas mereka menari riang diantara jutaan bintang kecil lainnya
bercanda tawa dan menebar semua kebahagian yang dapat mereka tawarkan pada semesta

sementara itu, semesta hanya tersenyum kecil
menangkap rayu bulan dan bintang yang mulai sayu

semesta mulai menumpahkan segala keajaibannya pada manusia di dunia
pada akhirnya, setetes keajaibannya membasahi hatiku
aku diam dan mulai mencari-cari kata yang terselip dalam loker ujung lidahku
memilah dengan baik apa yang ingin aku sampaikan padamu
iya, kata itu adalah...
kamu, segalanya bagiku dan kemungkinan besar aku telah ribuan kali jatuh pada lubang dalam hatimu
jangan ijinkan aku hanya berdiam disana
berikan aku pewarna kayu, dan akan aku lukiskan dengan baik perasaanku


Jumat, 09 Agustus 2013

Titik-Titik Rintik Lentik

lalu, malam ini ada yang berkata lirih di telepon ...

"kenapa kita begini?"

"begini yang bagaimana?"

"ketemu saja susah."

"..."

Apakah Kita Sebuah Dongeng?

Dear, Sahabat Penaku...

kau tahu, hal apa yang paling menyakitkan dari sebuah hubungan yang kau kira membahagiakan? iya, hal yang paling menyakitkan itu adalah; mengetahui bahwa sesungguhnya pasanganmu tak lagi bahagia denganmu. saat pasanganmu berkata bahwa segala bentuk perhatianmu adalah rasa yang biasa padahal, tiap kali kau memberikan perhatian padanya, memberikan pelukan hangat padanya, dadamu segala bergejolak riang, menabuhkan genderang bahagia.

kau tahu, tidak semua hal berjalan sesuai yang kita mau. ah, ini kata-kata mainstream, siapa yang tak pernah mendengar atau pun membacanya. bahkan, kau saja sudah membacanya.
banyak hal di kehidupanku yang tak sesuai pengharapanku, bahkan aku saja lupa, kapan memangnya aku berharap sesuatu, dan kapan terakhir kali aku berharap akan sesuatu... tapi aku ingat, aku pernah berharap dia akan selalu bahagia, denganku. egois ya? memang. aku memang egois, lalu kau bisa apa?

apakah kau pernah mendengar cerita tentang seorang pangeran yang sangat mencintai putrinya, pasangannya? iya, cerita yang itu. pangeran berkuda dengan tahta kerajaan dan harta yang berlimpah, datang ke desa kecil pinggir hutan untuk menemukan cintanya. akhirnya, di sebuah sungai ia menemukan cintanya-yang sekarang menjadi pasangannya-, seorang gadis desa biasa dengan pembawaan yang lemah gemulai. iya, putri yang itu, gadis yang selalu baik hati itu.
karena rasa cintanya pada si putri yang sangat dan terlalu besar, sang pangeran melarang ada pegawai kerajaan yang berjenis kelamin pria. ia pecat semua rakyat kecil yang bekerja di istana, mereka dibiarkan lontang-lantung tak jelas di pinggiran hutan, kembali ke desa kecil si gadis berasal. ia kawal putrinya kemana-mana, bahkan hanya untuk bercengkrama kepada bunga-bunga di taman istana.
ada yang salah dari ceritaku? tidak, tidak ada. dongeng tak pernah salah, benarkan?
lalu, apakah kita ini sebuah dongeng?


Salam Penuh Cinta dari Negeri Dongeng
   
   Putri

Selasa, 16 Juli 2013

Mana Fokusmu? Aku atau Kera Betina Itu?

Pagi ini aku memulai hidup dengan menatap cahaya matahari yang curi-curi pandang dari balik dedaunan pohon raksasa. Pohon itu tumbuh menjulang mengejar awan. Dihiasi tumbuhan merambat yang menggantung di atas sana, indah memanjakan mata. Udara segar khas daerah pegunungan memelukku, mencuri kesempatan masuk dan menyelip lewat jaket yang aku kenakan, menyentuhkan dinginnya. 

Sinar matanya menatapku, mencuri jemariku dan merapatkannya dengan jemari miliknya. Ia menggandengku lembut, mengajakku masuk ke dalam sana. Langkahku sedikit tertinggal dari langkahnya tapi ia sadar lalu memperlambat langkahnya. Dia milikku. Aku miliknya.

Kami sama-sama tersenyum dan saling menatap dalam diam, dalam kesunyian pagi pegunungan. Ada hal yang kami pendam, namun kami sama-sama tak mengerti apakah hal yang kami pendam itu. Kami diam dan diam, hanya suara ayunan yang berkarat serta serangga kecil yang mengisi sunyi kami.

"kamu cemburu?"
"tidak."
"lalu?"
"aku tak suka merasa seperti ini. aku tidak suka harus merasa cemburu."
"kamu cemburu karena apa? karena hal yang kau baca?"
"iya, tapi aku tau aku tidak seharusnya cemburu seperti itu..."
"wajar. tapi kamu tahu, kamu tidak akan ada habisnya cemburu bila terus membacanya. kau tau aku tidak berkomunikasi lagi dengannya. dan aku milikmu sekarang."
"sebenarnya hanya dua kali aku membacanya..."
"kamu takut aku kembali lagi padanya?"
"bukan..."
"kamu kenapa tak bisa percaya padaku?"
"aku percaya kamu tapi..."
"itu namanya belum percaya. apa yang tidak kamu percayai dari aku?"
"aku juga tak tahu mengapa aku masih belum dapat percaya padamu. hal itu buruk, dan aku mau menghilangkannya."
"yasudah, lalu, kita harus apa untuk menyelesaikan masalah ini?"
"aku harus percaya kamu."
"lalu?"
"untuk percaya, aku harus belajar lebih keras lagi."
"baiklah kalau begitu... kamu tau, mau sekeras apa seorang pria menggoda, asalkan wanitanya tak menanggapi, maka tak akan ada yang terjadi."
"iya... hanya, aku takut memikirkan, bagaimana bila nanti akan ada pria yang lebih baik dari aku dan bertemu denganmu."
"hahaha kalau begitu itu lucu.. mengapa tak kau balik saja, coba kau pikirkan bagaimana perasaanku juga. jika aku memiliki ketakutan yang sama, kamu bertemu dengan wanita yang lebih baik dari aku."
"...."
"cemburu? pasti. tapi aku hanya sepintas saja, rasa cemburu berlebihan hanya akan menimbulkan masalah diantara kita. dan itu sangat membuang waktu."
"..."
"aku sayang kamu..."
"aku juga sayang kamu..."

Lalu kera betina yang sedari tadi mengamati kami membuang muka saat kami memberikan perhatian padanya. Kami berjalan pergi dan dia mengikuti, tampak jejak air mata pada wajahnya, dia sedang bersedih hati. Mungkinkah dia diusir dari kelompoknya?





note : aku tahu, kau bukanlah semestaku, dan jangan mencoba untuk menjadi semestaku. cukup menjadi milikku yang memiliki aku, maka kau rajai aku dan duniaku, jadikan aku ratumu serta duniamu. 

Senin, 15 Juli 2013

Bukan Tentang Merah Atau Biru

dan hanya tersisa batang kering diujung jurang, mengerikan. lebih mengerikan dari berada di pojok buritan kapal lalu melongok ke bawah, ke lautan dalam. 

wanita itu menatap pria di depannya dengan nanar, dengan luka yang masih segar menganga. berkali-kali ia seka airmatanya dengan tissiu roll yang ia genggam di tangan kiri. tangisnya deras, amat deras, namun.. dia hanya menangis dalam diam, dalam sunyi. gaun merah selutut tanpa lengan yang ia kenakan tampak lusuh, terlalu lusuh untuk ukuran gaun yang baru saja ia pakai. giginya ia katupkan kuat-kuat, ia tahan bibirnya bergetar menahan amarah dan kecewa. matanya bak batu saphir yang baru saja di poles, berkaca-kaca dan bercahaya. lalu dia membuang muka ke arah lain, menarik nafas, lalu menunduk lesu.

si pria diam, berusaha untuk tetap duduk tegap dan tegar sembari melihat wanitanya terluka dan membiarkan airmata si wanita membanjiri relungnya. ia hampir tak tahu harus berkata apa untuk menenangkan wanitanya. ia hanya bisa menatap wanitanya, tanpa melakukan apapun. bibirnya ia katupkan, tak kalah kuat dengan si wanita. ia pasang mata yang kokoh bak batu gunung. telinganya mencari dan terus mencari suara itu, suara terisak dan terluka, suara hati yang patah karena ulahnya, tapi tak bisa ia temukan, entah mengapa. ia berharap lima belas menit yang lalu bisa ia block lalu ia delete, ia ingin mengulangnya kembali, saat tawa dan canda masih menghiasi obrolan kecil mereka, sebelum tangis dalam diam wanitanya ikut mengikis hatinya.

wanita itu mengangkat kepala...mengagetkan dunia, menghentak semesta.
"sudah beberapa menit kita terdiam"
"iya"
"tak maukah kau menyelesaikannya sekarang?"
"aku..."
"belum cukupkah air mataku?"
"ti,.."
"ingin kau tambah, mungkin?"
"aku..."
"apalagi yang ingin kau sampaikan?"
si pria lelah akan mulut wanitanya yang tak bisa diam, ia dekap erat tubuh sang wanita lalu menumpahkan isi otaknya, pikirannya.
"dengar, bukan hanya kau seorang yang terluka. aku juga. aku telah berjanji padamu sebagai seorang pria tak akan meninggalkanmu, tapi kini aku mematahkan janjiku, aku bukanlah lagi pria tanpamu."
tangis si wanita makin deras, isaknya kini mulai terdengar oleh telinga si pria.
"aku mencoba untuk melawan, kita sudah berusaha melawan, tapi..."
datang wanita dengan gaun biru menyapa sunyi mereka...
"sudah siapkah kita pergi? gereja tak akan menunggu kita lebih lama lagi. kau sudah berjanji kita hanya akan terlambat tiga puluh menit, tak lebih. tapi pasti kalian berdua memakai jam tangan, lihatlah, ini hampir empat puluh lima menit berjalan. kau tidak sengaja ingin memberikan kesan buruk pada pernikahan kita kan? tak perlu juga kan aku menelpon ibumu dahulu?"
mereka melepaskan pelukan yang menenangkan itu, saling menatap dalam bola mata. sang wanita tersenyum dan mencium pipi si pria untuk yang terakhir kali, ia berjalan pergi setelah sebelumnya membisikkan, "kau tahu tak mungkin aku bahagia untukmu juga, tapi semoga kau bahagia dan cobalah untuk bahagia. semoga... tak ada lagi yang harus terluka."

wanita pergi, meninggalkan si pria yang sudah di sanding wanita gaun biru.

Jumat, 28 Juni 2013

It's See You Letter

Lalu hal yang aku takutkan selama ini menjadi nyata. Senyata sesaknya dada saat terlalu banyak yang ingin diucapkan. Seperti ada ribuan kata "bodoh" di pikiraku, menjalar hingga memenuhi ruang hatiku. Kadang terasa ada kata "BODOH" yang lebih menyesakkan. Siapa yang bodoh? Entah. Tapi yang aku tahu, kini nyatalah sudah perpisahan. Hal itu sudah menggantung di kelopak mata, sejak dua hari yang lalu. Ah, tidak, tidak..bukan. Hal itu tak lagi menggantung, namun jatuh dan pecah di ujung mata. Mengalir deras hingga aku bisa merasakan ada empat aliran sungai di wajahku. Kadang kuminum juga air sungainya, yang lama-lama mengingatkanku akan lautan luas disana. Semestaku hilang, di telan utuh-utuh oleh lubang hitam. Semestaku hilang, dan...hilang.

Saat itu, aku ingin sekali mengucapkannya, tapi hal itu tak dapat begitu mudahnya terucap. Aku tak dapat memerintah diriku sendiri untuk berhenti terisak, dalam diam. Dulu, aku pernah membaca suatu kalimat, "silence is a girl's loudest cry". And yes, thats my loudest cry. Never felt that way before. It's more than hurts. It's combined with foolish and I hate it. 

You, I just want to say that...sometimes I have to lost my prettiest thing to let it free, without me. Do you remember Afternoon Talk's song that I told you? And yes, There's Only One Thing You Should To Know, don't need to be your lover, I just wanna be with you. But, I know, it's not possible for you to make it true. It will hurts you, either me.

You, see you another day, another situation, another story. And I keep my promise, I will never say goodbye to you. Yes, there's one shoulder for me, but you are the universe. I don't know, you two is perfect for me. But I have to choose one, rite? Althought that thing hurt me so.
  



See You...

Rabu, 19 Juni 2013

Berkenalan Dengan Tonil di Kamus Tua

Pada suatu dini hari, saya iseng mengambil kamus inggris-indonesia, indonesia-inggris milik mama saya yang tergeletak di samping kalender duduk. Covernya yang usang berwarna hitam dan hijau tosca pekat itu menarik saya untuk menentengnya ke kamar. Berhubung saya juga lumayan suka membaca kamus, saya baca-baca isinya dari halaman awal. Dimulai dari terjemahan inggris-indonesia. Awalnya saya biasa saja, membaca kata dan kalimat-kalimat tersebut. Namun, saya langsung berhenti membaca dan mengeja berulang-ulang pada suatu kalimat.

Pada halaman ke tujuh kolom kiri, saya menemukan arti kata actor yang-mana-sangat-asing bagi saya. Bukan terletak pada kata actornya, namun artinya. Disitu tertulis jika actor adalah laki-laki yang bermain tonil (pilem). Manakah bagian yang asing menurutmu? Iya, bagi saya, kata tonil adalah bagian yang rumpang. Karena disitu tertulis tonil atau sama dengan film, saya bertanya pada teman saya. Dia adalah lulusan salah satu perguruan tinggi seni jurusan perfilman di ibukota Jakarta. Awalnya dia sendiri juga terheran-heran, apa itu tonil. Lalu, rasa penasaran mendorongnya mencari tahu. Lalu dia mengirimkan bagan ini (dibawah) kepada saya.


Bagan ini sedikit banyak menjelaskan kepada saya apa itu tonil. Dalam pandangan saya, tonil itu merujuk pada sebuah pertujukkan, dan bentuknya dapat berupa teater, sandiwara, komedi bangsawan, lakon maupun drama. 
Namun, tidak cukup sampai disitu. Teman saya lalu mengirimkan link ( http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=9&jd=Kesenian+Tonil+Musnah+di+Jawa&dn=20121125174517 ) kepada saya. Artikel ini menambah luas wawasan saya, dan menajamkan pengetahuan saya mengenai tonil, walau tak setajam silet (oke lupakan).
Dalam artikel tersebut, dijelaskan bahwa tonil merupakan salah satu kesenian Jawa. Kesenian yang bagaimana? Kesenian yang ditampilkan di muka umum, dan konsepnya hampir sama seperti ludruk. Namun, pertunjukkan tonil ini memungut biaya dan lebih banyak memberikan 'moral value' pada alur ceritanya. Sehingga pertunjukkan ini tak hanya menarik karna lucu (berkonsep ludruk) namun juga mendidik. 
Nah, rasa penasaran saya pun ikut terpancing. Saya pada akhirnya mencari sendiri gambaran jelas tentang kesenian yang punah ini. Dan salah satu naskah tonil atau toneel-pada jaman dulu, yang cukup menarik adalah naskah yang memuat cerita seperti kisah Kartini. Kalau tidak salah judulnya "Satoe Akal". Berikut gambarnya ...




Nah, untuk sekedar informasi aja, bagi yang penasaran kaya apa sih kamusnya. Boleh dicari mungkin, ciri-cirinya covernya dua lapis. Lapisan luar warnanya hitam bahannya dari kertas sama kain, kaya kain perban tapi lebih tebel. Terus cover dalemnya hijau tosca tua, dari kertas yang sedikit tebal, mungkin karton. Besarnya kamus, berhubung ini pocket dictionary, jadi ukurannya kecil. Kira-kira sebesar bible yang ukuran kecil. Dan iya, yang paling penting ini adalah cetakan Angkasa Offset Press. 

Semoga berguna, jangan ada lagi seni-seni unik Indonesia yang hilang atau pun punah apalagi dicuri ya! See ya. 

Selasa, 18 Juni 2013

Biarkan Saja


biarkan aku tetap mengayuh
hingga bertemu jeram jenuh
biarkan aku diterjang
hingga terpontang-panting angan
biarkan aku terseret arus
hingga semua pasir tergerus
biarkan aku sendiri
hingga nanti ia datang lagi

Senin, 17 Juni 2013

(Mungkin) Aku Membutuhkanmu

dan lagi-lagi cahaya lilin dalam secangkir kecil bening dari kaca berpendar-pendar. memancarkan cahaya sayup-sayup karena tertiup angin. terkadang lilin tersebut hampir padam karena terkena percikan air hujan ringan malam ini.

pukul enam lebih tiga puluh sembilan menit di sore hari. aku duduk sendiri pada meja panjang yang terbuat dari kayu jati. permukaannya amat licin karena dilapisi cat bening khusus kayu. dan mungkin karena pramusaji di cafe ini amat rajin, sehingga tak ada sedikit debu yang kurasakan menempel pada kulitku.

malam ini dingin, menusuk. air hujan tidak henti mengguyur kolam ikan yang berada di pintu masuk cafe. permukaannya jelas terlihat olehku dari meja ini jika ia bergoyang dan menghasilkan riak-riak yang melayangkan dedaunan kering diatasnya. seperti hatiku, daun itu terombang-ambing. ke kanan-ke kiri-mengikuti arah yang diinginkan oleh si air. aku acuhkan saja gambaran indah di depanku.

dua lampu taman yang berparalel menggodaku untuk menatapnya lama-lama. daun serta rumput kecil di samping kolam basah, merayu untuk di sentuh, menularkan kegembiraan. meja dan kursi kosong yang berada pada bagian bawah tangga kecil cafe masih saja kosong. siapa juga yang mau duduk di meja dan kursi basah tersebut. lampu sorot bercahaya emas di bawah pohon menegaskan usia pohon yang ia sorot. lubang dan keropos disana-sini seperti hiasan ukir yang manis.

aku masih bertahan, tidak menatap taman depan mataku, tidak. aku pejamkan mata, kusenderkan dagu pada tangan kananku yang berlilit gelang berwarna cokelat tua dan biru donker. music cafe menggendongku jauh, dalam bayangan tentangmu. semua angan tentang kita yang terhempas dengan sia-sia. sebuah pertemuan yang hancur tak berbekas. sebuah penantian bertahun-tahun yang membusuk. lenyap, hilang, iya.

warung sate dan bakmie jawa di depan cafe dari kejauhan sangat menggoda. warung tersebut memang tidak memiliki cerobong yang besar seperti di cafe ini untuk mengeluarkan asap masakan dari dapur. tapi, jelas. asap yang mencerminkan aroma dari warung kecil tersebut amat menggairahkan. sepertinya disana lebih hangat. daripada kemewahan yang aku rasakan sendiri disini. sepi, tanpa arti.

mungkin, aku hanya butuh kamu. lalu, semuanya sempurna, seperti seharusnya.

Minggu, 16 Juni 2013

akusukamu

apakah kau tahu, bagian favoritku karena mengenalmu?

tentang nasehat bahwa obat pengurang asam lambung bukanlah permen
tentang kolam ikan yang penuh perjuangan untuk akhirnya terisi ikan, seperti yang seharusnya
tentang betapa asyiknya membiarkanmu di-nina bobokan kesibukan

aku suka kau menikmati ayunan kesibukan ibukota
kau kadang membiarkanku sendiri
lalu aku hanya berusaha menikmati
menciptakan berjuta-juta imajinasi
terlalu liar untuk ditenggelamkan dalam hati

aku lama-lama juga suka diammu
yang lalu tiba-tiba menderingkan duniaku
memecah persepsi dingin tentangmu
bercengkrama, dan menganggap semua hanya angin lalu

aku suka menunggumu
membiarkanmu bercinta dengan layar kesayanganmu
memiringkan kepala, lalu menyibukkan diri dengan lamunan tentangmu
kadang sampai aku abaikan kantuk yang menggebu
berkali-kali menguap tapi tetap gigih menjadi penunggu

aku suka...
berkhayal tentang kamu
tentang betapa manisnya berada di sampingmu
hanya diam dan memandangmu yang sedang bercinta dengan perangkat itu
menahan-nahan cemburu
bertingkah mengikuti sebuah lagu
berusaha keras mencuri perhatianmu
lalu, 
kau akan membelai rambutku
beberapa detik lalu kembali pada perangkatmu
aku suka,
membayangkan itu.

aku suka berfikir
bahwa otakku terlalu bebas berimajinasi
bahwa pikiranku lari-lari tak terkendali
kadang, aku merasa ngeri, sendiri.

Sabtu, 15 Juni 2013

Lucu

Pagi ini aku terbangun
Masih jelas senduku
Iya, karena kamu
Tapi tetap, kau tak mau tahu

Aku lelah memunguti kembali tiap katamu
Mengumpulkan janji-janjimu
Agar kau tahu,
kau telah mengecewakanku

Apa perlu setiap hari aku merajut sendiri
Benang kepercayaan yang susah payah aku sulam
Apa perlu ku sodorkan semua luka
Hingga akhirnya kau sadar akan airmata

Lucu
Aku melepaskan seseorang
Untukmu.
Itu lucu.

RinDuri

Rindu itu duri

Duri itu rindu

Rindu itu

Duri

Duri itu

Rindu

Rindu

itu Duri

Duri

itu Rindu

Rindu

itu

Duri

Duri

itu

Rindu

Rindu adalah duri?
Duri itu sakit
Rindu adalah sakit?


Salam, Rindu 

note : iya, ini buat kamu. kamu ngga rindu aku? yaudah ngga apa, aku tetep rindu kamu.

Tak Ingin Berlabuh, belum.

Seandainya, Anda tahu
dan Anda mau tahu
Ada seorang anak manusia
seorang gadis yang gemar menunggu
Dia coba segala cara
agar kosong kembali kantong beban dalam hatinya
Misalnya saja..
dengan menuliskan hal-hal tentang Anda
hal-hal yang seharusnya ia sampaikan pada Anda
namun, ia terlalu malu untuk mengatakannya
Sehingga yang terjadi adalah, fase kepompong yang puasa
Dia diam, begitu pun dengan Anda

Hari ini sang gadis lelah sekali
Teringat akan suatu kalimat indah berduri
Ia merasa kehilangan
iya, dia kehilangan Anda
Ia ingin Anda berada di sampingnya
tidak, tidak secara nyata
tapi setidaknya, bahagia sudah untuknya walau hanya maya

Hari sudah sangat dini
Udara, angin dan embun ia lewati
Siksaan asam lambung serupa belati
Dia hanya mampu meringis
kesakitan
Si gadis hampir tak perduli pada dirinya sendiri
dan dia sadar kan hal itu
Maka ia bersedih hati
Bagaimana nantinya ia dapat memperdulikan Anda?
Ia menangis.

Mau fisik, mau hati
yang penting si gadis sadar penuh
Ia lelah dan telah panen keluh
Ia sakit dan banjir peluh
Mungkin, kali ini ia tak mau lagi berlabuh.



Belum saatnya pulang dan membuang satu-dua kayuh.

Jumat, 14 Juni 2013

Laki-laki yang Muntah Otak dan Hati


Malam ini, ada seorang anak laki-laki
Mempertanyakan banyak hal kepadaku
Aku hanya diam, menunggu dia berkumpul keluhnya

Dia bertanya mengapa harus ini-harus itu, jika (bahkan) aku pun tak seperduli itu padanya

Dia bertanya mengapa aku jarang atau bahkan tak pernah memulai dahulu untuk melebur rindunya

Dia mempersilahkan aku duduk di atas kursi goyang
Dia ayunkan perlahan
Boleh saja aku terayun-ayun dalam ketidakpercayaan
Tapi ia telah berusaha, perlahan...

Dia lalu makin menggebu
Emosinya yang tertahan dan tersumbat, semua menjadi mampat dan berat
Meledak tidak meledak, meluap tidak meluap

Orang lain berfikir,

Hidupnya nyaman

Orang lain mau,

Hidup seperti dirinya

Dia serta-merta terheran-heran,
mengapa dia-dia tak pernah melihat hidupnya lebih dalam?

Iya, dia mendapatkan semua yang ia mau
Tapi, apakah membuatnya bahagia?
Tidak.

Dia lalu mulai mengaco
Tanpa pengaruh alkohol apapun dia berkata,

"Kenapa bisa merindukanmu?"
"Apa istimewanya?"
"Tapi, kenapa bisa?"
"Kenapa aku tak mau tidak memikirkanmu?"
"Kenapa kamu baik."
"Kenapa coba katakan?"
"Kenapa aku tak mau kamu sakit?"
"Kenapa bisa?"
"Kenapa rencanaku selalu meleset?"

Setelah aku diam cukup lama
Menarik nafas dan membuangnya
Melepaskan bulir-bulir air di pelupuk
Dia kembali berceloteh

"Kenapa ada agama kalau fungsinya membatasi?"
"Kenapa 'perbedaan' selalu jadi pikiranku?"
"Tapi kenapa aku tak perduli?"
"Agama untukku dari lahir sampai mati harus tetap, kenapa?"
"Tapi kenapa tiap saat aku denganmu, aku melupakan 'beda' itu?"

Runtuh teori tarik-buang nafasku
Pelupuk berat menahan
Akhirnya pelupuk melepaskan
Dadaku sesak, penuh kesalahan
Udara tiba-tiba saja menghilang dari peredaran
Aku masih harus bertahan

Laki-laki itu berkata lagi...

"Aku mau sama kamu."

Aku masih diam
Tak tahu apa yang harus aku katakan
Itu pertanyaan atau memojokkan,
bahkan aku tak yakin.

Ini belum selesai begitu saja
Tapi ada kalanya aku harus mulai suatu kata

"Bukanlah mudah (apapun keadaannya) menerima kembali seseorang yang pernah 'melontarkan' kita (sekalipun ia terpaksa). Kau mungkin mengayunkan aku perlahan, tapi sadarkah? Itu mematikan. Aku menyayangimu, masih seperti dulu. Tapi, aku bukanlah yang dahulu. Katakanlah- aku sekarang harus lebih pintar dan mematikan darimu. Tapi, ini bukanlah kompetisi. Aku tak mau kita bersaing, lebih baik kita saling berbalas. Iya, berbalas kasih."



Selamat Malam dan Maaf .