Jumat, 09 Agustus 2013

Titik-Titik Rintik Lentik

lalu, malam ini ada yang berkata lirih di telepon ...

"kenapa kita begini?"

"begini yang bagaimana?"

"ketemu saja susah."

"..."

Apakah Kita Sebuah Dongeng?

Dear, Sahabat Penaku...

kau tahu, hal apa yang paling menyakitkan dari sebuah hubungan yang kau kira membahagiakan? iya, hal yang paling menyakitkan itu adalah; mengetahui bahwa sesungguhnya pasanganmu tak lagi bahagia denganmu. saat pasanganmu berkata bahwa segala bentuk perhatianmu adalah rasa yang biasa padahal, tiap kali kau memberikan perhatian padanya, memberikan pelukan hangat padanya, dadamu segala bergejolak riang, menabuhkan genderang bahagia.

kau tahu, tidak semua hal berjalan sesuai yang kita mau. ah, ini kata-kata mainstream, siapa yang tak pernah mendengar atau pun membacanya. bahkan, kau saja sudah membacanya.
banyak hal di kehidupanku yang tak sesuai pengharapanku, bahkan aku saja lupa, kapan memangnya aku berharap sesuatu, dan kapan terakhir kali aku berharap akan sesuatu... tapi aku ingat, aku pernah berharap dia akan selalu bahagia, denganku. egois ya? memang. aku memang egois, lalu kau bisa apa?

apakah kau pernah mendengar cerita tentang seorang pangeran yang sangat mencintai putrinya, pasangannya? iya, cerita yang itu. pangeran berkuda dengan tahta kerajaan dan harta yang berlimpah, datang ke desa kecil pinggir hutan untuk menemukan cintanya. akhirnya, di sebuah sungai ia menemukan cintanya-yang sekarang menjadi pasangannya-, seorang gadis desa biasa dengan pembawaan yang lemah gemulai. iya, putri yang itu, gadis yang selalu baik hati itu.
karena rasa cintanya pada si putri yang sangat dan terlalu besar, sang pangeran melarang ada pegawai kerajaan yang berjenis kelamin pria. ia pecat semua rakyat kecil yang bekerja di istana, mereka dibiarkan lontang-lantung tak jelas di pinggiran hutan, kembali ke desa kecil si gadis berasal. ia kawal putrinya kemana-mana, bahkan hanya untuk bercengkrama kepada bunga-bunga di taman istana.
ada yang salah dari ceritaku? tidak, tidak ada. dongeng tak pernah salah, benarkan?
lalu, apakah kita ini sebuah dongeng?


Salam Penuh Cinta dari Negeri Dongeng
   
   Putri