Rabu, 16 Oktober 2013

Saya Merasa Luar Biasa!

Hari yang indah ya, iya. Hari ini saya bersyukur telah mendapatkan pasangan yang sangat sabar dan penuh perjuangan, pasangan yang mau membela saya dan menerima saya apa adanya. Pasangan saya, bagi saya sangat melengkapi saya. Banyak hal yang tidak dapat saya ceritakan satu per satu mengapa dia bisa disebut "melengkapi" saya. Saya yakin, tanpa dia, saya juga dapat hidup, hidup saya akan baik-baik saja. Tapi, alangkah sempurnanya jika saya berjalanan beriringan dengannya. Bercanda dan menebar gelak tawa di setiap sudut kota Jogjakarta. Pasangan saya seorang yang realistis dan sedikit 'menyebalkan' bagi orang yang sama sekali tidak mengenalnya. Bagi saya, semua hal yang ada pada dirinya-keangkuhan dan kesombongannya-hanyalah cover. Saya tidak keberatan ia selalu memakai cover tersebut, karna ia tak pernah menggunakan cover tersebut di depan saya. Saya tahu, jika ia membaca ini pasti ia akan protes keras. Saya tidak perduli, ini karya saya. Saya juga bisa keras kepala seperti dia, tapi tidak sekeras dia. 

Kami adalah dua buah kepala yang berbeda. Coba bedah isi otak kami. Mungkin, kau tak akan menemukan gelombang pemikiran yang sama dalam banyak hal. Tapi setidaknya, sampai saat ini, kami selalu belajar mengerti satu sama lain. Bagi kami, itu cukup. 

Kami dua manusia yang sangat berbeda dan terbatas oleh tembok raksasa yang bernama agama. Iya, agama kami berbeda, agama kami, budaya kami, bukan iman kami. Iman kami sama, kami mengimani Tuhan Yang Maha Esa. Walau cara kami berbeda, bukankah itu indahnya Tuhan menciptakan manusia? Agar hidup dalam satu harmoni tanpa ada perselisihan dan 'menonjolkan' perbedaan. Melebur, mengalah atau menghargai. Itu pilihan sebagai manusia yang bebas, manusia liberal. Lagi-lagi, ini karya saya. Anda bebas berkomentar, coba saja, dan saya hanya akan berkata 'terimakasih'. Cukup kan? Dasar manusia tidak pernah ada puasnya.. begitu pun dengan saya.

Segala hal tentang kami tak pernah mulus, tidak. Setidaknya semua energi tersebut selalu datang dari luar. Mungkin tanpa sengaja kami sendiri yang menariknya. Tahu hukum semesta? Kau berpikir dalam semesta, dan kau akan menarik apa yang kau pikirkan dalam semesta. Semesta menuruti segala hal yang kau pikirkan. Semesta tidak perduli hal itu salah satu hal yang kau inginkan atau tidak, semesta akan mendekatkan hal tersebut padamu. Karena segala hal yang kau pikirkan adalah perintah bagi semesta. Oya, saya berkata seperti ini bukan saja karena pemikiran murni saya sendiri. Kebetulan, saya beruntung dan sepertinya keberuntungan tersebut saya yang menariknya. Saya baru-baru ini bekerja pada perusahaan kantoran yang sangat nyaman. Dan bos saya, dengan baik hatinya membagi kami film rahasia suksesnya, rahasia suksesnya orang-orang hebat sebelum kita semua. Percaya atau tidak, itu hak. Seperti hak pasangan saya untuk memilih tidak terlalu percaya dan tidak setuju. Tapi saya tekankan satu, dia tersenyum sinis dan terlihat bahagia menghina motivasi tersebut sembari menyampaikan argumennya. Anda tahu? Tadi sebelum dia berbicara, saya meminta kepada semesta untuk membuat dia tersenyum, entah apa saja bentuknya. Karena, saya merasa bahagia bila ia mulai dapat tersenyum. Mengingat hal-hal berat yang kami lalui beberapa hari ini. Dan semesta mengabulkannya! Bersyukur dan berpikir positif, jangan bilang itu hanya kebetulan. Karena rasa tidak percayamu adalah energi terbesar yang dapat menghancurkan impian.

Saya memilih untuk bahagia. Bagaimana dengan Anda? Kalau Anda memilih untuk bahagia seperti saya, saya sarankan untuk selalu berpikir positif dan mulai memikirkan segala hal yang menyenangkan. Lakukan hal-hal yang menyenangkan. Ambil setiap kesempatan yang ada, karena alam suka dengan kerja cepat, alam tidak suka penundaan. Namun, jika alam atau semesta menunda kita, syukuri. Itu tanda alam memberi kita waktu lebih untuk berpikir matang dan bijaksana untuk membuat keputusan.

Fokuslah pada hal-hal yang menyenangkan, hal-hal yang anda ingin dan impikan, hal-hal yang akan menciptakan aura kebahagian pada hidup anda. Tak perlu muluk-muluk jika Anda takut terjatuh dan merasa terbohongi oleh hal ini. Pikirkan hal sederhana saja, lalu fokus dan yakin anda akan dibantu semesta untuk mewujudkannya. 

Pandai-pandailah bersyukur. Dalam budaya apapun, kita diajarkan untuk selalu bersyukur, benar? Praktikkan maka anda tidak akan pernah merasa kekurangan. Pernah mendengar kata-kata tersebut? Tidak asing dengan kata-kata tersebut? Tentu saja, itu rahasia sukses yang sudah tersebar di alam jagad raya ini. Semua orang ingin sukses dan bahagia! Semesta tidak begitu mudah mewujudkannya, alhasil orang sukses itu hanyalah minoritas. Karena, tidak semua orang mau bekerja keras dan mewujudkan kesuksesannya. Semesta pasti akan membantumu, tapi minta-usaha-berdoalah agar semua lebih nikmat.

Ah, saya ini siapa berkata bijak dan sok sukses begini... Saya menulis ini juga berkat kata-kata bos saya, jadi... terimakasih Bos! 

Eh.. jangan salah sangka dulu... Kita meminta pada semesta bukan berarti musyrik.. Semesta dimaksudkan adalah hal Yang Agung. Dalam kehidupan manusia, hal tersebut berkembang menjadi budaya luas yang kita sebut agama. Jadi, mintalah pada semesta dengan cara yang sesuai dengan pribadimu.

Selamat malam! 
Saya yakin kita akan sukses, maka teruslah optimis dan bertindak sukses.

Dan satu lagi, aku yakin kita akan menjadi satu dalam kehidupan mana pun dan mendapatkan jalan keluar terbaik, kamu tahu kan aku tak akan melepaskan segala hal dengan begitu mudahnya?



Terimakasih Motivator Angkuhku. Tidur nyenyak dan mimpi indah! *kecup*

Cit-Chat

Mas, saya mau minta tolong..

Sederhana kok mas
Tolong jawab pertanyaan saya..

Mau mas apa?

Ini sudah lebih dari lelah
Ini sudah lebih dari jengah
Tapi rasa peduli dan sayangku melebihi semuanya

Kalau saya bertahan, apa hal yang mas tawarkan?

Hari-hari ini memang hari yang sulit
Tiba-tiba semua hal terasa rumit
Bahkan saya harus memberimu limit

Tapi tahukah kamu mas?

Saya sudah berusaha keras
Saya sudah berusaha diam
Saya sudah berusaha menghapus kelam
Tapi sekali lagi mas,
Saya bukan Tuhan.

Andai mas memang ingin menjaga saya..
Lakukan dan buktikan saja

Saya takut sudah menyelam
Terlanjur dalam
Giliran mas hanya berani untuk diam
Akhirnya saya sendiri tenggelam

Dan saya yakin, saya tahu..
Mas tidak seperti itu.

Senin, 14 Oktober 2013

Siapa Yang Suka Tantangan?



Siapa yang suka tantangan?
Coba acungkan tangan...
Sekarang, apakah kau mau menerima suatu tantangan?
Namanya, Tantangan Dari Tuhan.

Siapa yang mau ditantang Tuhan?
Coba naik ke nirwana kalau ingin merasakan
Tantangan dari Tuhan yang turun ke bumi saja sudah amat melelahkan
Berani kau beranjak dan menuju nirwanaNya?

Siapa yang suka tantangan?
Coba maju di depanku dan buktikan
Suka tantangan?
Ini hidupku silahkan gantikan
Itu tantangan.

Kamu suka tantangan?
Mari ikut aku ke khayangan.

Katanya suka tantangan...

Minggu, 13 Oktober 2013

Semestaku Terluka

Tuhan, semestaku terluka..
Aku menawarkan kesakitan luar biasa
Dengan bodohnya dia ambil kesempatan itu
Luka itu dariku

Semestaku gelap
Tak ada sedikit pun pendar bintang
Semestaku kosong tanpa hiasan atap langit
Semestaku sedang aku sakiti
Tuhan, itu semestaku Tuhan...

Mas, lihat mataku...

mas...
hari ini langitnya gelap sekali ya
dari aku bangun dari tidur sampe sekarang
awannya mendung terus mas, sampai malam ini

mas...
hari ini aku ngga suka
aku ngga suka sama semua hal
kecuali pertemuanku dengan peri kecil bernama Timothy
pertemuan dengan mas tadi?
entahlah mas, aku belum bisa memutuskan..

mas...
apa aku salah lagi?
apa aku salah mas, berharap tau kabar berita dari mas
apa aku salah kalau berharap tidak dikecewakan setiap harinya?
mas..
coba liat mataku,
apa permintaanku berlebihan dan sangat mahal?
apa iya, mas?

Sabtu, 12 Oktober 2013

Mas?...

aku terluka mas.. 
entah harus dengan kata yang bagaimana agar mas mengerti
kala lidah sudah menyayat, aku tak tahu kerelaan hati mana yang berbicara
tentu mas tahu aku memang salah
tentu mas juga sangat tahu, aku menyayangimu mas
mungkin caraku salah
mungkin aku berlebihan
segala tentangmu memang sudah terbiasa berlebihan
seperti caraku menyayangimu 

mas, hatiku sakit
aku tak dapat tidur karna memikirkan hatimu, bukan hatiku
kalau hatiku sakit, apalagi denganmu
iyakan, mas?
kalau boleh aku minta dewa pengatur waktu, aku mau waktu di mundurkan
saat kita tak harus membahas hal yang itu
yang mana?
ah tentu mas tahu..

dadaku sesak mas
semalaman hingga pagi buta aku digerogoti rasa bersalah
tidurku tak nyenyak karna dihantui rasa bersalah
mataku disiagakan oleh rasa bersalah
aku mau menunggu pagi mas

mas, senja yang kita tunggu masih lama ya?
tolong mas, majukan saja jamnya..
aku tak bisa berhenti membayangkan semua
memeluk mas sembari mengucapkan ribuan kata maaf

pokoknya, aku terluka karna mas terluka
bukan karena salah kamu mas
sekarang, hantarkan aku kepada dewa kantuk mas..
tolong sampaikan, aku mau bertemu denganmu di mimpi pagi ini..

Surat Untukmu

aku pernah terpuruk. saat aku harus kehilangan orang yang aku kasihi selama-lamanya. semua itu terjadi begitu saja, dan memisahkan raga dengan jiwanya. saat itu aku bertanya, kenapa dia harus sendiri? tak bisakah aku ikut dengannya untuk menemani. tapi aku kini mengerti, Tuhan hanya mau aku menuntaskan segala urusanku di bumi dahulu. masih banyak beban yang harus aku lunasi. malah, seharusnya aku bersyukur.

aku pernah terpuruk. aku tak dapat berpikir jernih kala-kala itu. otakku seakan di blokade oleh tentara setan yang menyuruhku untuk termenung dan sedih. aku tak doyan makan. aku sudah kenyang oleh airmataku sendiri. aku tak ingin bergerak. hampir semua waktu yang aku punya dalam 24jam aku gunakan hanya untuk diam. aku membeku, membatu bagai karang. tatapanku kosong, mataku sayup dan wajahku pucat. setiap hari aku hanya berpikir dia akan kembali, dia akan kembali dan dia akan kembali. setiap hari aku mencoba tidur, namun setiap hari pula aku gagal. pantas aku tak pernah terbangun dari mimpi.

aku sangat menyayanginya, aku terlalu menyayanginya. segala akal sehatku hanyut bersamaan dengan abu jenazahnya yang ditabur pada sungai itu. kala-kala itu, aku berharap, bahwa kiamat sudah dekat dan aku tak perduli lagi dengan teori surga neraka. aku pikir, setelah itu semuanya akan berakhir begitu saja. sampai pada akhirnya aku mencoba tidur dan terbangun, kiamat hanyalah awal dari kehidupan kedua, aku tak mau menderita, aku mau bersamanya.

sungguh aku pernah terpuruk. kehidupanku sempat dimatikan lampunya oleh Tuhan. panggung hidupku sepi sunyi dan dingin, tak ada tanda-tanda kehidupan sedikitpun. setiap hari yang aku lakukan hanyalah membolak balik halaman demi halaman foto album yang khusus berisi tentang dia. aku gila, iya. tak hanya sampai disitu, aku juga menjejali otakku dengan dia dan dia setiap hari. bagaimana bisa? aku menulis tentang dia. aku mengarang semua kebohongan demi menyenangkan hatiku kalau ia masih ada. aku menulis tentang dia hingga berbuku-buku, semuanya bagai nyata buatku-yang gila.

aku pernah terpuruk. dan aku tak mau lagi terpuruk. aku sudah bangun, dan aku tak mau lagi tidur dengan mayat hidup seperti aku yang dulu.

untuk kamu yang pernah aku cinta bahkan hingga sekarang... walaupun kau telah jauh dariku, letakmu diatas letakku, aku merindukanmu.. aku harap Tuhan memberikan aku waktu cukup untuk menyusulmu ditempat terbaik itu. tunggu aku, aku tak akan membuat segalanya lama. aku akan terus berbuat kebaikan agar ongkosku cukup untuk naik ke tangga surga yang seperti dalam dongeng anak itu. aku harap, kau mau memaafkan aku atas segala keterpurukanku dan kita dapat melanjutkan kembali kehidupan kedua kita disana.

salam sayang

-yang mencintaimu-

Jumat, 11 Oktober 2013

Jikalau Rindu... Kalau Begitu...

jikalau rembulan adalah tanda rindu
mungkin rindu adalah pendar
memantulkan rindu dari yang lainnya

jikalau embun adalah rindu
maka rindu itu dingin
maka rindu itu ringan dan basah

jikalau bintang adalah rindu
mungkin rindu itu bulat tak beraturan
maka rindu itu tak sama beda dengan rindu pertama, pendar

jikalau uap teh panas adalah rindu
maka rindu itu hangat
maka rindu itu nyaman dan basah
maka rindu itu harum dan menenangkan
kalau begitu...
kamu adalah setangkup uap teh panas sebesar semesta untukku
iya, kalau begitu kamu

Kamis, 10 Oktober 2013

Sayang, Kau Tak Lagi Disini Sayang...

hai malam indah!
sungguh ajaib nan luar biasa kuasaNya menyajikanku sepiring raksasa tak berbatas berupa semesta
sungguh hebat mantraNya menyandingkan bulan sabit dengan bintang paling cerah di langit sana
aku tertegun, menatap lekat pada senyum sabitnya
aku membeku bagai tersihir mantra paling jahat dan terkutuk di muka bumi
aku tak mau beranjak dari atap rumahku
aku mau disini berlama-lama
Sayang, kau tak lagi disini.. 
menyusul dan membujukku kembali
mencair dan menghambur dalam pelukanmu lagi sayang...

satu dua tiga dan empat kali kucing-kucing liar menemaniku 
ikut termenung menatap indahnya semesta
sayang, kau tak lagi disini sayang..
untuk mencuri perhatianku yang terfokus pada kucing liar itu
sayang...

apa kabarmu disana? 
lama aku tak dengar kabar maupun salam hangat nan manja dari bibirmu
kau tidak melupakanku kan?
karena, aku tak akan pernah bisa
bisakah kau?
sayang, kau tak lagi di dunia tuk mendengarkanku mengeluh kesah sayang...

sayang, kini kau sungguh telah menjadi semesta
adakah kemungkinan aku peluk dirimu lagi, untuk yang terakhir kali
lucu ya... iya.
bagai menegakkan benang basah dalam kolam raksasa
aku meminta kepada Tuhan untuk memperbolehkanku memeluk semesta
Sayang, kau tak lagi disini untuk menemani imajinasiku yang liar sayang..

jadi, hai malam indah!
sedang menatap aku yang menatap kamu kah?

Rabu, 09 Oktober 2013

Peron 3

kembali, aku mencoba menguatkan hatiku sendiri dihadapanmu. kau meraih tanganku dan memegangnya erat. kurasakan berat langkah kita menyusuri peron 3 ini. kau memilih pergi, bukan untuk pergi jauh dari hatiku, namun dari pandangan mataku, dari tubuhku yang selalu rindu akan pelukmu. dan kau, memang harus pergi. perjalananmu nanti jauhnya belum seberapa, kau hanya pergi ke kota Batavia dari kota Jogja. beasiswa tersebut membawamu jauh dariku, mendekatkan hasratmu pada impian-impianmu. aku mau tak mau harus dapat mengerti dan mengalah. aku bahagia, bila kau bahagia. kata-kata yang sangat pasaran, namun hanya sedikit orang yang mampu membuatnya berharga dan istimewa. 
"keretaku sudah tiba."
"aku tau, dan kau harus segera pergi. aku tau."
"aku ingin bertanya padamu.."
"lalu aku akan bersedia menjawabnya.."
kau tersenyum kecil melihat mataku yang penuh rayu untuk menahanmu.
"sungguh maukah kamu menungguku? beberapa bulan sekali kau akan selalu beradu hati dengan kereta itu. untuk melepaskanku kembali dan melepaskanku lagi untuk yang kesekian kali."
"hm.", aku tersenyum sinis. "katakan padaku wanita mana yang sungguh-sungguh mau? kau tau, aku sungguh berat melepasmu. harus membenci kereta itu untuk berulang kali mengantarmu, tak masalah, sungguh. aku... aku...hanya benci bila terkadang aku berpikir suatu hal yang buruk tentangmu."
"kau percaya aku, benarkan?"
"tentu. aku akan berusaha untukmu."
"terimakasih.."
"iya. pergilah kalau begitu, lihat masinis itu mulai melirik sinis pada kita? apakah itu sebabnya ia dinamakan masinis?" mataku membelalak menatap wajahmu.
kau tiba-tiba memelukku dan menempelkan kepalamu pada bahuku. seketika bahu kita sama-sama bahas dan bergetar.
"kau cengeng!", kataku memukul lembut pundaknya.
"aku pergi dulu. jaga diri baik-baik dan jangan sampai menghilang dari sonarku." kau kecup mesra keningku dan berlalu menuju kereta biru.
kereta pun perlahan mulai bergerak dan segera menjauh pergi dari stasiun. sedetik kemudian telepon genggamku berdering, kamu.
"iya? ada yang kau lupakan?"
"tidak, aku tidak lupa. aku menolak lupa untuk berkata, aku sayang kamu..."
"kau ini...aku juga sayang kamu.."
"jadi, kau siap mengayuh kanomu sendiri untuk sementara waktu? dan kita kan bertemu pada dermaga rindu yang sama?"
"aku siap. kau udah melengkapiku dengan semua peralatan yang aku butuhkan. kau nahkoda kano terbaik yang pernah aku punya. teruslah menjadi navigasi utamaku."
"aku tau. tentu! dan tetaplah menjadi asisten nahkoda terbaik untukku. sampai jumpa."
"sampai jumpa..rindu."
klek.
sambungan terputus. dan aku harus berjalan keluar stasiun dengan senyum mengembang. perjalanan kita baru saja dimulai, rindu.

9%

gadis itu menatap lekat pada komputer lipat kesayangannya. bukan yang terbaik dari jenisnya, tapi sudah cukup menjadi yang terbaik bagi si gadis. ia sibuk, amat sibuk. ia sengaja menyibukkan dirinya sendiri untuk sejenak melupakan sedihnya, setidaknya hingga dewa kantuk meninabobokkan dirinya. ia menatap kembali seisi ruang tidurnya, mecoba mencari-cari apalagi yang bisa ia lakukan. kenyataan memberikan jawaban, tak ada. ia hanya butuh duduk dan memainkan jarinya diatas papan huruf komputer lipatnya. menggerakkan kembali sendi-sendi idenya yang hampir saja keropos kalau tak ia asupi dengan pencerahan. beruntung, sendi idenya selamat akibat pelumas semangat menghilangkan sedih dan sepi yang ia suling terus sedari tadi.

si gadis masih sibuk bermain dan bercinta dengan ide yang mulai lincah bergerak dalam otaknya. sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk melihat dan memantau frekuensi pembaca blognya. ia terhenyak, diam membisu.

tarikan nafas yang dalam menyadarkan dirinya kembali. membawa tubuh dan pikirannya dalam kenyataan. ia sudah pergi, dan tak mungkin kembali sekeras apapun kau menjerit dan memintanya berjalan kebelakang. mendatangi dan mengetuk seisi rumah hati kembali, seperti dulu. mendebarkan dan membuat gejolak hebat, seperti dulu. iya, dulu. 

"mungkinkah 9% itu kamu? mungkinkah kau memantauku? sekarang, apakah aku sedang membaca pikiranmu? kalau begitu, selamat malam. kau tahu, aku merindukanmu."

Bekas Pijak Kaki Lelaki Semestaku

Bekas pijak kaki mana yang berkata airmata itu murah
Bekas pijak kaki mana yang berkata menjadi tangguh itu mudah
Bekas pijak kaki mana yang berkata bahwa tangis adalah lemah

Bekas pijak kakimu jelas!

Bekas pijak kakimu menghantui setiap malamku
Seperti itulah kakimu menjalani hidup
Bekas pijak kakimu mampir di setiap mimpiku
Seperti itulah bekas kakimu begitu cepat menjadi debu

Pernah sepasang bekas pijak kaki mengotori halaman semestaku
Ia mengajariku untuk memersihkan kembali semestaku menjadi utuh
Tapi ia sudah lama pergi berkelana
Entah apakah pijak kaki lelaki itu akan kembali
Tapi, saat pijak kaki itu kembali..
aku takut.
Bekas pijak kakimu kan mengotori yang sesungguhnya semestaku.
Jadi aku diam. 
Walau setiap hari lututku bersolek debu
Berharap pijak kaki lelaki itu kembali lagi.
Bergembira nanti, pada akhirnya semestaku kan mengotori semestaku yang lain.

Selasa, 08 Oktober 2013

Tetesan Rayu Semesta

lalu kusampaikan pada bulan sabit yang bersanding manis dengan bintang terang di barat laut ronanya
berharap sang bulan dan bintang kan mendengar dan mengerti maksudku
lantas mereka menari riang diantara jutaan bintang kecil lainnya
bercanda tawa dan menebar semua kebahagian yang dapat mereka tawarkan pada semesta

sementara itu, semesta hanya tersenyum kecil
menangkap rayu bulan dan bintang yang mulai sayu

semesta mulai menumpahkan segala keajaibannya pada manusia di dunia
pada akhirnya, setetes keajaibannya membasahi hatiku
aku diam dan mulai mencari-cari kata yang terselip dalam loker ujung lidahku
memilah dengan baik apa yang ingin aku sampaikan padamu
iya, kata itu adalah...
kamu, segalanya bagiku dan kemungkinan besar aku telah ribuan kali jatuh pada lubang dalam hatimu
jangan ijinkan aku hanya berdiam disana
berikan aku pewarna kayu, dan akan aku lukiskan dengan baik perasaanku