Tampilkan postingan dengan label mungkin puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mungkin puisi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Maret 2014

Lagi dan lagi dan.. gila lagi lagi.

Lagi-lagi kepingan bintang rontok
Jatuh tepat di ubun-ubunku, lagi-lagi…
Lalu menimpa bahuku yang sudah rapuh
Dan menahan luka yang tak terperi

Lagi-lagi hujan berduet dengan bongkahan es
Langit melempariku dinginnya, lagi-lagi…
Membekukan tiap saraf kulitku
Sudah perih makin perih
Sudah lebam makin lebam

Lagi-lagi semesta menolak cintaku
Hati (sakit) hati, lagi-lagi…

Selesai patah, terurai sudah

Senin, 13 Januari 2014

Kanan ke Kiri




Ada bebauan yang aku benci
Selain bebauan manusia yang sudah mati
Yaitu bau tubuhmu yang masih setia melekat
di setiap pojok ruangku
Masih memeluk manja di ubun-ubunku
Hingga tercium oleh hidungku


Ada nada yang aku benci
Selain musik keras yang bagiku tiada arti
Yaitu nada yang tercipta oleh jemari
Iya, jemarimu itu sayang
Yang dulu gemar sekali kukecup
Yang dulu gemar sekali aku tandai
Sekarang sudah milik oranglain kah?
Cepat ya.


Aku benci kepada semua hal tentangmu
Berarti aku benci kepada hampir seluruh yang ada di hidupku
Lucu.
Tidak, aku tidak pernah membencimu
Ini hanya drama sayang
Ini hanya mimpi buruk
Sebentar lagi kau akan menciumku
dan menyadarkanku dari mimpi terkutuk ini


Jangan menunggu lama sayang,
bangunkan aku.

Sayang, sekali.



Aku berharap mataku dapat berbohong
Aku berharap bibirku mampu berdusta
Namun tidak


Aku berdoa kau bahagia
Tanpa aku pastinya
Lalu aku berharap
Aku tetap baik-baik saja
Tapi di tunda olehNya


Aku berharap hujan dapat menghapus segala hal
Termasuk...
Rasa rindu
cinta
rindu
sayang
rindu
cinta
rindu
sayang
rindu
rindu.

,rindu.


sayang sekali, hujan tidak dapat melakukan hal itu.

Dayung Bersahut

Kala itu udara bergerak mendekat
Perlahan tapi pasti ia hadir diantara jemari
Tiba-tiba ia merangkul tanganku erat
Aku diam dengan raut tanpa emosi
Bibirku pucat
Air mata indah menghias pipi

Bayangmu hadir di depan wajahku
Menampar keras manisnya masa lalu
Tak ku sangka
Dia adalah kamu dan
Dia adalah aku
Bibir kita berpagut tak kenal waktu
Berhias sibuknya tubuh memeluk lembut

Arti nyata dari definisi indah
mungkin telah berlalu
Meninggalkanku bersama cawan suci
yang aku siapkan di hari kita nanti
Aku pikir perjalanan masih panjang, kasih
Terlanjur ku kayuh perahu kayu menyeberang samudra
Melompati banyak benua
Dan menopang pendeta hingga tergopoh-gopoh demi kita

Kau lelah menunggu
Aku pun lelah berkayuh
Aku rindu
Kau tak mau tahu
Dayungku memang jarang sekali kau sahut