Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 24 Februari 2015

Let It Be

Menampilkan Let It Be - Coba kau d... 
Coba kau duduk di sampingku, kasih..
Sebisa mungkin kau hindari tuk menginjak gaunku yang putih
Tak perlu takut lagi, karena semua bukan lagi benih
Inilah sesungguhnya kasih

Tiada lagi yang harus kau takutkan
Semua doa telah melahirkan harapan
Aku dengan mahkota kebanggaan
Bersanding manis bahagia di pelaminan

Biarkan Tuhan menjadi saksi
Biarkan angin menjadi angin
Biarkan burung menjadi burung
Biarkan kau dan aku menjadi kita
Dan biarkanlah dunia mencerca

Let it be, baby.

Jumat, 19 September 2014

HELAI-HELAI KENANGAN


Tahukah kau sayang
Pernah pujaan hatiku yang dulu... hilang
Ia segan untuk kembali pulang
Walaupun sudah ku paksa sayap rapuh ini terbang
Ia enggan kembali datang
Dia meninggalkan ku bersama ribuan helai kenangan
Sosoknya memilih menjadi bayang
Dan aku hanya dapat berandai serta berangan

Masih saja sayang

Aku pernah mencoba untuk tetap tenang
Aku yakin ia kan menemukan pulang
Aku percaya Tuhan akan beri kami terang
Namun,
Aku harus rela terbatuk-batuk oleh berjuta-juta tentang
Semua langit biru cerah seketika menjadi petang
Ia tak akan pulang, sayang..

Kembali lagi pada tubuh rapuh dan hati yang belum sembuh; Aku.

Padamu dan Khusus Untukmu

Pada mulut yang memiliki banyak anak
Tak mampu berdiri pada akarnya sendiri
Dan bergantung menyusahkan makhluk lain,
bagai benalu...

Pada hati yang tak mampu membuat pengakuan diri
Terpenjara dalam ruang sepi kemunafikan
Dan lalu menunggu hingga ajal menguburkan,
ribuan dosa manusia tanpa pendirian..

Pada wajah yang selalu menutup diri kala kalah
Dan berpesta pora kala memenangkan salah
Bertumpuk-tumpuk jenis dan macam manusia dalam satu tubuh
Jengah yang kau puja-puja dan kau anggap indah

Padamu dan hanya untukmu wahai manusia tanpa pendirian
Pernahkah kau berfikir untuk tiba pada satu haluan?
Yang sama?

Dan kepada wajah tanpa arah,
Perkenalkanlah dirimu pada salah.


Kamis, 02 Januari 2014



Ada yang mengganjal
Menumpuk tinggi gagah dalam khayal
Maaf aku menakutimu
Kau memang selalu tahu yang tidak aku tahu
Termasuk pancaran mataku

Senjaku masih sama
Indah dan menggoda
Dan cintaku pun masih sama
Rumit serta mengiba

Tapi tenang, sayang..

Sejak matinya mentari dalam perut bunda
Aku mulai merasa jera
Aku tak akan lagi meronta
Memohon dan meminta


Ini yang terakhir
Senja berpulang 
Habislah jam pasir

Senin, 30 Desember 2013

Pada Naungan Gereja

Mas, caramu meninggalkan aku di gereja 
Iya kemarin itu mas
Membuktikan kalau kau benar-benar hanya diam
Padahal kau dengan jelas melihatku tenggelam
Kau hias wajahmu yang rupawan
dengan senyum palsu tak berkawan

Ingat kataku yang lalu?
Kalau aku takut tenggelam..
Ternyata menjadi nyata

Tak apa mas, tak apa...
Aku merasa terhormat kau tinggalkan
di rumah suci Tuhan
Sungguh indah perpisahan
Sungguh berat perjuangan
Tak pernah lelah untuk berkorban
Walau jelas-jelas aku sedang tenggelam

Selamat pagi mas
Tuhan memberkatimu.

Dua.

Kepada semesta

Denting piano menghias suatu ruang kosong

Aku diam

Membiarkan diriku terisi olehnya

Walau sebenarnya nada itu berisi airmata dan 

kecewa.


Kepada semesta

Aku mencoba lenyap 

Kusingkirkan hiruk pikuk yang mengelilingiku

Kudengarkan isi hatimu

Kupaksa diriku sendiri mabuk terkulai



Kepada semesta

Denting itu sedang menghujaniku dengan makian

Katanya, airmataku palsu

Katanya, sesalku hanyalah angin lalu

dan

AKU TERTAWA !!







kepada Semesta,
dentingmu membunuhku
mengirimkan bayangmu dalam mimpiku
tak bisakah aku tidur dengan tenang di surga?

Perasaanku saja.

Menyakitiku itu mudah
Dan membalas menyakitimu itu susah
Karena pada akhirnya,
sakitmu adalah sakitku.

Aku merasa bodoh
Membiarkan rasa sakit dan rindu masuk terlalu dalam
Aku memang bodoh
Dan aku terbiasa rela untuk menjadi bodoh
Selamanya seperti itu
Bodoh.

Minggu, 29 Desember 2013

Seribu Maaf Tak Henti Untukmu, Cinta.

Kita pernah sama-sama menikmati senja
Bergurau dan bercanda
Diiringi awan jingga yang makin merona
Kita pernah saling jatuh cinta
Iya,
kita pernah, cinta.

Kita pernah berlari bersama untuk mengejar anjing tua itu
Bertengkar namun tetap berhias tawa
Lalu kita berebut suatu benda
Hingga kita tersungkur dan saling menatap mata
Kita pernah saling jatuh cinta
Iya, kita pernah..
cinta.

Kau ingat?
Kita pernah saling menguatkan
Kau menyiapkan bahumu yang kokoh untuk menopangku
Menyeka tiap tetes airmataku
Mengatakan kau dan aku akan baik-baik saja
Kau akan menyayangiku selamanya
Kau akan tetap ada untukku dalam waktu yang lama
Kau ingat?
Kita pernah saling jatuh cinta, sayang..

Tidak.
Itu salah.
Itu semua salah.

Kita bukan pernah saling jatuh cinta
Melainkan, kau dan aku jatuh bersama karena cinta
Aku jatuh, kau jatuh dan aku akan lebih jatuh lagi
Lucu, bagaimana aku menekanmu dan membuat semua berakhir
Namun aku tak pandai menyembunyikan cinta
Aku tidak mahir,
sayang.

Sekarang, selamat melanjutkan hidupmu
Doaku takkan berhenti untukmu, sayang
Karena namamu,
begitu indah menghias doa-doaku.
Dan akan selalu begitu,
cinta.

Kamis, 05 Desember 2013

Beku

Sejenak duniaku membeku
waktu berhenti mengitariku
dan kelam setia mendekap tubuhku

Segala hal yang jadi perjuangan telah berubah menjadi arang
Tak ada guna lagi aku berdiri dan menolak keparatnya angan

Sekejap semua hilang
Pagi berubah menjadi petang
Tak akan ada lagi yang memanggilmu sayang
dari bibir ini

Segala hal yang kupertaruhkan menjadi tanpa arti
Tidak, sejak awal aku memang tidak pernah memiliki arti

Sedetik semenit sejam sehari sebulan setahun sewindu
Memang tak pernah ada yang mudah tentangmu, apalagi merelakanmu.

Minggu, 13 Oktober 2013

Semestaku Terluka

Tuhan, semestaku terluka..
Aku menawarkan kesakitan luar biasa
Dengan bodohnya dia ambil kesempatan itu
Luka itu dariku

Semestaku gelap
Tak ada sedikit pun pendar bintang
Semestaku kosong tanpa hiasan atap langit
Semestaku sedang aku sakiti
Tuhan, itu semestaku Tuhan...

Mas, lihat mataku...

mas...
hari ini langitnya gelap sekali ya
dari aku bangun dari tidur sampe sekarang
awannya mendung terus mas, sampai malam ini

mas...
hari ini aku ngga suka
aku ngga suka sama semua hal
kecuali pertemuanku dengan peri kecil bernama Timothy
pertemuan dengan mas tadi?
entahlah mas, aku belum bisa memutuskan..

mas...
apa aku salah lagi?
apa aku salah mas, berharap tau kabar berita dari mas
apa aku salah kalau berharap tidak dikecewakan setiap harinya?
mas..
coba liat mataku,
apa permintaanku berlebihan dan sangat mahal?
apa iya, mas?

Sabtu, 12 Oktober 2013

Mas?...

aku terluka mas.. 
entah harus dengan kata yang bagaimana agar mas mengerti
kala lidah sudah menyayat, aku tak tahu kerelaan hati mana yang berbicara
tentu mas tahu aku memang salah
tentu mas juga sangat tahu, aku menyayangimu mas
mungkin caraku salah
mungkin aku berlebihan
segala tentangmu memang sudah terbiasa berlebihan
seperti caraku menyayangimu 

mas, hatiku sakit
aku tak dapat tidur karna memikirkan hatimu, bukan hatiku
kalau hatiku sakit, apalagi denganmu
iyakan, mas?
kalau boleh aku minta dewa pengatur waktu, aku mau waktu di mundurkan
saat kita tak harus membahas hal yang itu
yang mana?
ah tentu mas tahu..

dadaku sesak mas
semalaman hingga pagi buta aku digerogoti rasa bersalah
tidurku tak nyenyak karna dihantui rasa bersalah
mataku disiagakan oleh rasa bersalah
aku mau menunggu pagi mas

mas, senja yang kita tunggu masih lama ya?
tolong mas, majukan saja jamnya..
aku tak bisa berhenti membayangkan semua
memeluk mas sembari mengucapkan ribuan kata maaf

pokoknya, aku terluka karna mas terluka
bukan karena salah kamu mas
sekarang, hantarkan aku kepada dewa kantuk mas..
tolong sampaikan, aku mau bertemu denganmu di mimpi pagi ini..

Jumat, 11 Oktober 2013

Jikalau Rindu... Kalau Begitu...

jikalau rembulan adalah tanda rindu
mungkin rindu adalah pendar
memantulkan rindu dari yang lainnya

jikalau embun adalah rindu
maka rindu itu dingin
maka rindu itu ringan dan basah

jikalau bintang adalah rindu
mungkin rindu itu bulat tak beraturan
maka rindu itu tak sama beda dengan rindu pertama, pendar

jikalau uap teh panas adalah rindu
maka rindu itu hangat
maka rindu itu nyaman dan basah
maka rindu itu harum dan menenangkan
kalau begitu...
kamu adalah setangkup uap teh panas sebesar semesta untukku
iya, kalau begitu kamu

Kamis, 10 Oktober 2013

Sayang, Kau Tak Lagi Disini Sayang...

hai malam indah!
sungguh ajaib nan luar biasa kuasaNya menyajikanku sepiring raksasa tak berbatas berupa semesta
sungguh hebat mantraNya menyandingkan bulan sabit dengan bintang paling cerah di langit sana
aku tertegun, menatap lekat pada senyum sabitnya
aku membeku bagai tersihir mantra paling jahat dan terkutuk di muka bumi
aku tak mau beranjak dari atap rumahku
aku mau disini berlama-lama
Sayang, kau tak lagi disini.. 
menyusul dan membujukku kembali
mencair dan menghambur dalam pelukanmu lagi sayang...

satu dua tiga dan empat kali kucing-kucing liar menemaniku 
ikut termenung menatap indahnya semesta
sayang, kau tak lagi disini sayang..
untuk mencuri perhatianku yang terfokus pada kucing liar itu
sayang...

apa kabarmu disana? 
lama aku tak dengar kabar maupun salam hangat nan manja dari bibirmu
kau tidak melupakanku kan?
karena, aku tak akan pernah bisa
bisakah kau?
sayang, kau tak lagi di dunia tuk mendengarkanku mengeluh kesah sayang...

sayang, kini kau sungguh telah menjadi semesta
adakah kemungkinan aku peluk dirimu lagi, untuk yang terakhir kali
lucu ya... iya.
bagai menegakkan benang basah dalam kolam raksasa
aku meminta kepada Tuhan untuk memperbolehkanku memeluk semesta
Sayang, kau tak lagi disini untuk menemani imajinasiku yang liar sayang..

jadi, hai malam indah!
sedang menatap aku yang menatap kamu kah?

Selasa, 08 Oktober 2013

Tetesan Rayu Semesta

lalu kusampaikan pada bulan sabit yang bersanding manis dengan bintang terang di barat laut ronanya
berharap sang bulan dan bintang kan mendengar dan mengerti maksudku
lantas mereka menari riang diantara jutaan bintang kecil lainnya
bercanda tawa dan menebar semua kebahagian yang dapat mereka tawarkan pada semesta

sementara itu, semesta hanya tersenyum kecil
menangkap rayu bulan dan bintang yang mulai sayu

semesta mulai menumpahkan segala keajaibannya pada manusia di dunia
pada akhirnya, setetes keajaibannya membasahi hatiku
aku diam dan mulai mencari-cari kata yang terselip dalam loker ujung lidahku
memilah dengan baik apa yang ingin aku sampaikan padamu
iya, kata itu adalah...
kamu, segalanya bagiku dan kemungkinan besar aku telah ribuan kali jatuh pada lubang dalam hatimu
jangan ijinkan aku hanya berdiam disana
berikan aku pewarna kayu, dan akan aku lukiskan dengan baik perasaanku


Sabtu, 15 Juni 2013

RinDuri

Rindu itu duri

Duri itu rindu

Rindu itu

Duri

Duri itu

Rindu

Rindu

itu Duri

Duri

itu Rindu

Rindu

itu

Duri

Duri

itu

Rindu

Rindu adalah duri?
Duri itu sakit
Rindu adalah sakit?


Salam, Rindu 

note : iya, ini buat kamu. kamu ngga rindu aku? yaudah ngga apa, aku tetep rindu kamu.

Sabtu, 25 Mei 2013

Ada Rindu, yang bergerilya

Lalu ada sebuah pertemuan yang amat aku nanti
Menebak-nebak harus berapa kali tenggelam mentari
Menunggu sajak-sajak kata pasti

Gadis kecil diatas bangunan tua
Menggenggam erat sebuah balon merah muda
Tersenyum ceria pada sorot kamera

Aku kembali memikirkan kamu
Menyama-nyamakan si gadis dengan diriku
Sayang namun takut akan kehilangan balonnya, kehilangan kamu

Kala pertemuan yang dinanti telah terlaksana
Dan akhirnya dua mata beradu pandang
Sebuah tanda tanya besar menyerang
Lantas kapankah kau akan pulang
Meninggalkan aku sendirian di kota pelajar
Bercinta pada sebuah rasa yang menyesakkan dada


Rindu bergerilya-

Jumat, 05 April 2013

Rindu Rindu Riiiiindu


Dan lagi-lagi kamu
Lagi-lagi tentangmu
Lagi-lagi kamu

Tak bisakah kamu meninggalkanku?
Tanpa harus meninggalkan rindu
Tak bisakah kau pergi dariku?
Bawalah rindu ini bersamamu

Aku yang salah
Membawa pikiran tentangmu terlalu jauh
Menggenggam kisahmu terlalu erat
Membawa perasaan ini terlalu dalam
Padahal, belum tentu kamu mengizinkan

Aku menyesal mengenalmu
Tak pernah sebelumnya aku seperti ini
Menyatakan penyesalan pada sebuah perkenalan
Tapi mungkin inilah kenyataan

Kau datang terlalu cepat
Membuatku kembali pada suatu pukat
Lagi-lagi aku terjerat
Lagi-lagi langkahku berat

Kenapa kau tidak pergi saja waktu itu?
Tak perlu lagi-lagi menghubungiku
Menghilanglah kalau hal itu perlu
Aku coba dan aku pasti mampu
Lagi pula, kau bukanlah milikku

Kamu tahu?
Semua filosofi yang saling taut menaut
Semua filosofi yang bergulat dalam raut

Aku mempelajari terlalu banyak hal darimu
Hingga isi otakku hanya filosofi tentangmu
Layang dan bintang
Lilin dan sunrise
Malam dan senja
Coba kau sebut sisanya!
Mampukah kau mengingatnya?
Kenapa? Kau sudah lupa?
Tak apa, wajar.
Kenapa? Kenapa kau masih perduli?

Kau menyukai kehangatan
Dan kau menyukai rasa saat kunyahan pertama
Kau penuh kekakuan
Penuh kesulitan untuk mengekspresikan

Dan penuh cambuk rindu kenikmatan
Sungguh, kau keterlaluan!

Selasa, 26 Maret 2013

Aku Rindu! (Tidak) Padamu

Di lorong rindu aku masih mengigau tentangmu
Terbaring lemas dengan kangen yang menggebu
Kusampaikan lirih doa untuk menyertaimu
Membawa pulang kamu di dekap tubuhku
Menyediakan kembali sandaran kuat bahumu

Aku rindu!
Iya aku rindu padamu!
Tapi kau menyakitiku
Mencincang semua hati yang jatuh padamu
Menginjak-injak semua harga diriku
Menampikkan semua pengorbananku
Mencemooh semua perasaan indahku untukmu

Aku rindu!
Tidak padamu!
Tak ada lagi kesempatan bagimu menyakitiku
Memotong semua kepingan pilu
Melemparkan kenangan pahit bersamamu
Menaburkan formalin pada tiap kenangan manis tentangmu
Mencerca tiap kalbu yang melemah untukmu

Aku pergi, 
tanpa kamu dan
tanpa rindu.

Bagai Mati Suri

Bagai mati suri
Semua bergerak tanpa hati
Bagai mati suri
Berjalan tanpa imajinasi
Bagai mati suri
Pagi tanpa mentari
Bagai mati suri
Malam tanpa kamu lagi
Tidur saat ayam jantan belum bernyanyi
Mati
Suri
Hanya mampu terus mencari
Suri
yang mati
Hanya mampu terus mencaci dan memaki
Mati
yang suri
Bosan!
Lalu, mati.