Jumat, 25 Januari 2013

Laskar Pencerah



     Pernahkah kamu terinspirasi suatu film? Yang memotivasimu menjadi lebih maju? Yang memberikanmu harapan baru? Yang datang bagai aingin sejuk dikala siang yang menyengat. Bagiku, sering hal itu terjadi. Namun hal tersebut berjalan singkat dan tidak berjalan lama. Setelah kau lupa filmnya, kau lupa juga moral value yang terkandung di dalamnya, yang sempat menghipnotis kita. Tapi entah mengapa film pendek Laskar Pencerah karya sutradara Vani Dias Adiprabowo dan produser Galih Firdaus ini membawa hawa yang berbeda. Tak banyak kelebihannya, hampir sama dengan film bioskop lainnya yang menceritakan kehidupan pendidikan anak Indonesia. Tapi kemasan yang singkat dan padat ini membuat kesederhanaannya istimewa. Film yang disunting oleh Anthony Vivaldi Ekaditya ini mengangkat cerita tentang seorang anak negeri bernama Laskar dan juga teman-temannya yang bersekolah di Komunitas Belajar Sayap Garuda. Komunitas ini terbentuk di Salatiga Jawa Tengah pada tahun 2007 oleh Pak Burhanudin.
            

     Ula adalah teman sekolah Laskar di Komunitas Belajar Sayap Garuda. Sedangkan Laskar? Laskar hanyalah anak biasa yang berusaha mengejar cita-citanya menjadi dokter demi kesembuhan sang ayah dan motivasi yang tinggi untuk membantu sesama. Ayahnya sakit-sakitan dan hanya mampu berbaring di atas kasur sedangkan ibunya berjualan membuka warung. Ibu Laskar amat tidak setuju ia bersekolah. Bukan tanpa alasan. Ibunya hanya ingin Laskar membantu beliau di warung serta menjaga ayahnya yang sakit.
            
     Walau sudah berkali-kali dimarahi oleh ibunya karena ketahuan bersekolah, ia tak pernah jera. Sampai suatu hari ibunya memergoki Laskar akan berangkat ke sekolah dan mengambil bukunya. Padahal buku itu amat berharga bagi Laskar. Buku itu bertuliskan gagasan yang akan ia gunakan dalam kompetisi menulis. Dan kompetisi tersebut memperebutkan hadiah pertukaran pelajar antar-komunitas ke Cina. Mengetahui hal tersebut, Ula ikut berempati dengan keadaan Laskar. Bagaimanakah nasib Laskar selanjutnya? Mampukah ia memenangkan lomba dan berangkat ke Cina? Simak film pendek ini disini. 

Keep dreaming and keep trying anak Indonesia! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar