Selasa, 28 Mei 2013

Ini Puisi (tapi) Cerita Tentang(mu) Kamu

semenjak hari itu, hanya sikap bahasa kitalah yang dapat menjadi cermin
memberikan pandangan seberapa tertariknya kita akan hidup satu sama lain
menerka dan menebak
sudah menjadi aksesoris yang setiap hari melekat
mungkin aku berlebihan
misalnya, dalam mengartikan
sering kali aku kewalahan
sikapmu yang dingin membuatku terbayang rasa penasaran
sering kali jua aku heran
sampai mana kau mampu bertahan

lima ratus dua puluh delapan kilometer membentang
memang, itu adalah jalan aspal yang panjang
bukan "antara" yang dapat dibilang dekat
tapi kita tetap harus mau melihat kenyataan

kau
dan
aku
jauh dalam pandang
dibedakan oleh dua kota menawan
terpisah oleh ratusan kilometer jalan

lalu lalang kendaraan
merah-hijau-kuning-merah
pemandangan sebelah

lampu kota menyoroti tiap kendaraan yang melintas
surabaya-bali-bandung-solo-jakarta
jakarta-jakarta-jakarta
jakarta-jakarta
jakarta
terlalu banyak plat kendaraan dari kotamu melintas
membuatku rindu
membuatku sesak
sayang,
kau tak ada disini
menikmati udara dingin dini hari ini
berdua
           bersama
                        aku
                              sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar