Senin, 30 Desember 2013

Dua.

Kepada semesta

Denting piano menghias suatu ruang kosong

Aku diam

Membiarkan diriku terisi olehnya

Walau sebenarnya nada itu berisi airmata dan 

kecewa.


Kepada semesta

Aku mencoba lenyap 

Kusingkirkan hiruk pikuk yang mengelilingiku

Kudengarkan isi hatimu

Kupaksa diriku sendiri mabuk terkulai



Kepada semesta

Denting itu sedang menghujaniku dengan makian

Katanya, airmataku palsu

Katanya, sesalku hanyalah angin lalu

dan

AKU TERTAWA !!







kepada Semesta,
dentingmu membunuhku
mengirimkan bayangmu dalam mimpiku
tak bisakah aku tidur dengan tenang di surga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar