Lalu hal
yang aku takutkan selama ini menjadi nyata. Senyata sesaknya dada saat terlalu
banyak yang ingin diucapkan. Seperti ada ribuan kata "bodoh" di
pikiraku, menjalar hingga memenuhi ruang hatiku. Kadang terasa ada kata
"BODOH" yang lebih menyesakkan. Siapa yang bodoh? Entah. Tapi yang
aku tahu, kini nyatalah sudah perpisahan. Hal itu sudah menggantung di kelopak
mata, sejak dua hari yang lalu. Ah, tidak, tidak..bukan. Hal itu tak lagi
menggantung, namun jatuh dan pecah di ujung mata. Mengalir deras hingga aku
bisa merasakan ada empat aliran sungai di wajahku. Kadang kuminum juga air
sungainya, yang lama-lama mengingatkanku akan lautan luas disana. Semestaku
hilang, di telan utuh-utuh oleh lubang hitam. Semestaku hilang, dan...hilang.
Saat itu, aku ingin sekali mengucapkannya, tapi hal itu tak dapat
begitu mudahnya terucap. Aku tak dapat memerintah diriku sendiri untuk berhenti
terisak, dalam diam. Dulu, aku pernah membaca suatu kalimat, "silence is a
girl's loudest cry". And yes, thats my loudest cry. Never felt that way
before. It's more than hurts. It's combined with foolish and I hate it.
You, I just want to say that...sometimes I have to lost my
prettiest thing to let it free, without me. Do you remember Afternoon Talk's
song that I told you? And yes, There's Only One Thing You Should To Know, don't need to be your lover, I just
wanna be with you. But, I
know, it's not possible for you to make it true. It will hurts you, either me.
You, see you another day, another situation, another story. And I
keep my promise, I will never say goodbye to you. Yes, there's one shoulder for
me, but you are the universe. I don't know, you two is perfect for me. But I
have to choose one, rite? Althought that thing hurt me so.
See You...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar