Sabtu, 12 Oktober 2013

Surat Untukmu

aku pernah terpuruk. saat aku harus kehilangan orang yang aku kasihi selama-lamanya. semua itu terjadi begitu saja, dan memisahkan raga dengan jiwanya. saat itu aku bertanya, kenapa dia harus sendiri? tak bisakah aku ikut dengannya untuk menemani. tapi aku kini mengerti, Tuhan hanya mau aku menuntaskan segala urusanku di bumi dahulu. masih banyak beban yang harus aku lunasi. malah, seharusnya aku bersyukur.

aku pernah terpuruk. aku tak dapat berpikir jernih kala-kala itu. otakku seakan di blokade oleh tentara setan yang menyuruhku untuk termenung dan sedih. aku tak doyan makan. aku sudah kenyang oleh airmataku sendiri. aku tak ingin bergerak. hampir semua waktu yang aku punya dalam 24jam aku gunakan hanya untuk diam. aku membeku, membatu bagai karang. tatapanku kosong, mataku sayup dan wajahku pucat. setiap hari aku hanya berpikir dia akan kembali, dia akan kembali dan dia akan kembali. setiap hari aku mencoba tidur, namun setiap hari pula aku gagal. pantas aku tak pernah terbangun dari mimpi.

aku sangat menyayanginya, aku terlalu menyayanginya. segala akal sehatku hanyut bersamaan dengan abu jenazahnya yang ditabur pada sungai itu. kala-kala itu, aku berharap, bahwa kiamat sudah dekat dan aku tak perduli lagi dengan teori surga neraka. aku pikir, setelah itu semuanya akan berakhir begitu saja. sampai pada akhirnya aku mencoba tidur dan terbangun, kiamat hanyalah awal dari kehidupan kedua, aku tak mau menderita, aku mau bersamanya.

sungguh aku pernah terpuruk. kehidupanku sempat dimatikan lampunya oleh Tuhan. panggung hidupku sepi sunyi dan dingin, tak ada tanda-tanda kehidupan sedikitpun. setiap hari yang aku lakukan hanyalah membolak balik halaman demi halaman foto album yang khusus berisi tentang dia. aku gila, iya. tak hanya sampai disitu, aku juga menjejali otakku dengan dia dan dia setiap hari. bagaimana bisa? aku menulis tentang dia. aku mengarang semua kebohongan demi menyenangkan hatiku kalau ia masih ada. aku menulis tentang dia hingga berbuku-buku, semuanya bagai nyata buatku-yang gila.

aku pernah terpuruk. dan aku tak mau lagi terpuruk. aku sudah bangun, dan aku tak mau lagi tidur dengan mayat hidup seperti aku yang dulu.

untuk kamu yang pernah aku cinta bahkan hingga sekarang... walaupun kau telah jauh dariku, letakmu diatas letakku, aku merindukanmu.. aku harap Tuhan memberikan aku waktu cukup untuk menyusulmu ditempat terbaik itu. tunggu aku, aku tak akan membuat segalanya lama. aku akan terus berbuat kebaikan agar ongkosku cukup untuk naik ke tangga surga yang seperti dalam dongeng anak itu. aku harap, kau mau memaafkan aku atas segala keterpurukanku dan kita dapat melanjutkan kembali kehidupan kedua kita disana.

salam sayang

-yang mencintaimu-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar