Jumat, 05 April 2013

Ada Malam

Ada malam, dimana aku sadar akan suatu kehadiran. Kerinduan. Tak tahu apakah kau tampan rupanan serta menawan. Yang aku tahu, hadirmulah yang sedang aku rindukan. 

Ada malam, ketika langit tanpa bintang dan bulan. Langit kosong, hanya pekat dan gelap. Sesekali pesawat terbang melewati atmosfer di atasku mewarnai langit yang kosong dengan lampunya. Cukup indah.

Ada malam ketika aku teramat penat dengan udara yang bersikulasi di sekitarku. Mendorongku untuk lebih memilih dingin dan angin malam sebagai teman bersembunyi dari kesedihan. Bersembunyi dari rasa kehilangan. 

Ada malam, dimana aku merasa udara memelukku terlalu erat. Merebus suasana menjadi hangat dan lembab. Menjatuhkanku jauh dalam keramaian yang fana, yang maya.

Ada malam dimana aku berharap memiliki ruangan di luar sana. Beratapkan langit sepi dan bertikar tanah basah. Berteman dengan dedaunan yang mengembun. Berselimutkan udara yang segar dan mungkin menyesakkan. Bersahabat dengan halusinasi berat. Bercinta dengan air mata dan kain yang basah karenanya. 

Ada malam, ketika halusinasi mencapai puncak tertinggi. Membayangkanmu berdiri di hadapanku dan menggumamkan namaku dengan nada sederhana nan bersahaja. Memelukku dengan hangat yang takkan pernah kutolak. Membisikkanku kata rindu yang selalu aku harap. 

Ada malam, ketika penyesalan hanyalah segumpal kotoran yang tak bisa kau olah untuk menjadi suatu kebaikan. Ada malam, ketika kerinduan hanyalah satu dari berjuta-juta cara membunuh diri sendiri. Menguburkannya dalam peti. Akhirnya sang tokoh mati. Dongeng selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar