Senin, 08 April 2013

Tanpa Tema, Tak Terarah

Tidak semua dongeng berakhir manis, dan tidak semua dongeng berakhir menyedihkan. Seperti yang kalian sudah tahu, dongeng bisa saja berakhir dengan sebuah teka-teki atau bahkan misteri. Sederhananya, tidak semua cinta yang terbalas itu indah dan akan berujung pada sebuah hubungan yang manis. Tentu saja, berlaku juga untuk cintanya yang tidak terbalas. Belum tentu mereka tidak bahagia. Mereka sedang dijadikan suatu pilihan, sengaja menunda bahagia atau bahkan berkeinginan mendapatkan hal yang lebih membahagiakan. Itu terserah kita bagaimana menanggapinya, mau dengan emosi atau dengan hati. Mau bereaksi atau beraksi. Memilih menjadi bijaksana atau menjadi dewasa. Semua hanya tentang sebuah dan beberapa buah pilihan yang sering kali memusingkan. Tentang, bagaimana kita bisa merelakan suatu kebaikan untuk menyambut dengan terbuka kebaikan lainnya. Dan menurutku, tidak ada hal yang bernama keburukan di dunia ini. Hanya mengenai, baik dan lebih baik atau bahkan paling baik. Subjektif dan objektif.

Kala sang pangeran mengadakan sayembara pesta topeng di kerajaan, bisa saja kita mengubah bukan Cinderella yang akan menikah dengan pangeran. Kita bisa mengubahnya menjadi, misal Cinderella jatuh cinta pada kaki-tangan pangeran yang amat setia dan sering menyampaikan pesan pangeran kepada Cinderella.

"Witing tresno jalaran seko kulino"

Iya, cinta dapat hadir karena suatu kebiasaan yang sering dilakukan bersama. Sering bertemu, misalnya. Atau, katakanlah yang lebih simple, sering mengobrol. Ya, sang kaki-tangan pangeran jatuh cinta karena sering mengantarkan pesan pangeran kepada Cinderella. Dan Cinderella pun makin hari makin sadar kalau cintanya bukanlah kepada pangeran, namun kepada si kaki-tangan pangeran. Entah bagaimana caranya, mereka nanti akan dapat hidup bersama, dan bahagia tentunya. 

Skenario manusia. Dongengku memanglah hanya dongeng biasa. Yang penuh dengan cerita kehidupan manusia yang fana dan tak habisnya meminta bahagia. Kehidupan dongeng yang tak pernah merasa puas. Benar-benar murni karya anak Adam dan Hawa. Yang ada hanyalah nafsu untuk berburu. Berburu kepuasan yang tak terbatas di tengah keadaan yang serta terbatas. Kehidupan manusia yang bebas tetaplah akan ada batasnya, sama seperti jagad raya. Selalu berkembang, seperti nafsu manusia yang selalu berkembang mencari kepuasan. Jagad raya luas namun bukan berarti tanpa batas, nantinya tetap akan ada tepi yang membatasi. Iya, sama dengan kehidupan manusia yang mungkin kita anggap, "ah hidup ini bebas". 

Dongengku makin tak beraturan. Arahnya mulai tak jelas. Tapi dongeng ini tahu, dia sedang menguatarakan mengenai kehidupan, manusia tentunya. 

Dan si pencerita, sedang jatuh cinta karena sebuah kebiasaan. Iya, kebiasaan mengobrol, berbincang dan bertukar pikiran dengan seseorang. Seorang pria yang hanya dia yang tahu bagaimana sifatnya. Seorang pria yang mulai gemar memenuhi dunianya. Seorang pria, yang masih dalam imajinasinya. Seorang pria maya, tapi si pencerita yakin, pria itu bukanlah salah satu dari hal-hal fana. 

Selamat berpartner mimpi dan bergelut dengan selimut, AVE.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar